IBADAH + PERAYAAN NATAL

28 Desember 2014

IBADAH MALAM NATAL

24 Desember 2014

GPdI SORENGAN AWARD

24 Desember 2014

LOMBA-LOMBA MENYAMBUT NATAL 2014

14-21 Desember 2014

Wednesday, October 7, 2015

Galang Dana Natal 2015

Dalam rangka untuk menggalang dana Natal 2015
Panitia Natal menawarkan kaos yang di desain secara exlusif dan menarik...dengan harga yang terjangkau...
AYOOO.....PESAN SEKARANG...!!!! 





Jadilah Terang

Markus 4 : 21-25
Pdt. Arny Masrutti
“21. Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. 22. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap. 23. Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" 24. Lalu Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu. 25. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya."”
Pelita tidak akan ditaruh di tempat yang bukan tempatnya, tapi akan ditaruh di atas kaki dian. Mengapa Tuhan memberi pelita untuk tidak ditaruh di bawah gantang? Atau di bawah tempat tidur? Artinya kita jangan membatasi kuasa Tuhan, dan jangan menganggap sempit cara Tuhan menolong. Tapi ditarruh di atas kaki dian lalu dinyalakan dan diangkat agar menerangi sekeliling kita.
Mengapa kita harus meninggikan kaki dian?
1.      Supaya kita memancarkan sinar kemuliaan Allah
 (2 Korintus 3 : 18) “Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.”
Ayat tersebut tidak mengatakan latar belakang seseorang dan menjadi ukuran untuk dapat di pakai Tuhan, tetapi pada saat Kristus dating kembali kita semua akan berhadapan muka dengan Dia dan perubahan terjadi, kita akan menjadi sempurna,
2.      Supaya kita dapat menjadi anak-anak terang
 (Effesus 5 : 8) “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,”
Ketika kita sudah mengangkat kaki dian, jangan sekali-sekali kita mundur atau coba-coba menengok ke belakang dengan waktu bersamaan. Karena terang dan gelap tidak dapat berjalan bersama.
3.      Supaya kita menjadi saksi
( Kisah para rasul 1 : 8) “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."”
Jangan ada orang di luar sana yang justru meragukan kekristenan kita, karena Roh Kudus akan memampukan kita untuk dapat mengendalikan salah satunya adalah perkataan. Kalau masih ada perkataan dosa, berarti belum ada Roh Kudus.

 “Kuasa” dalam bahasa Yunani(Dunamis) bukanlah sekedar kekuatan atau kemampuan, tetapi istilah ini khusus menunjuk kepada kuasa yang bekerja dan bertindak dan menuntut kita sampai menjadi terang yang sesungguhnya. Amin.


“Tidak ada lagi kegelapan dalam hati seseorang yang diterangi oleh terang Kristus”

Sentuhan Iman

Matius 14 : 34-36
Oleh : Ibu Pdt.Victoria Arny Masrutti
Minggu, 20 September 2015
“34. Setibanya di seberang mereka mendarat di Genesaret. 35. Ketika Yesus dikenal oleh orang-orang di tempat itu, mereka memberitahukannya ke seluruh daerah itu. Maka semua orang yang sakit dibawa kepada-Nya. 36. Mereka memohon supaya diperkenankan menjamah jumbai jubah-Nya. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.”
Dalam pembacaan firman Allah ini kita diperhadapkan oleh tugas-tugas mulia. Kadang orang berfikir bahwa tugas yang kecil begitu disepelekan karena merasa kurang diperhitungkan, padahal sesungguhnya ketika kita melakukan tugas pelayanan di gereja dengan setia dan bertanggung jawab maka kita akan mendapat berkat yang sama.
Ayat 34 adalah langkah-langkah untuk dapat menikmati berkat dan mujizat.
1.       “Mewartakan Yesus”
Saat kita meninggikan panji salib Kristus/mengagungkan namaNya, maka secara otomatis kita menempatkan Yesus di depan, dan kita mengikuti langkahNya dari belakang.
Yesaya 53 : 4 “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.”
Sang Mesias akan memikul hukuman agar kita dilepaskan dari kelemahan dan penyakit, serta dosa-dosa kita. Orang yang pernah mengalami sakit akan gampang berempati terhadap apa yang dialami orang lain.
2.       Ayat 36b “Mendapat mujizat karena iman”
Matius 9 : 20 – 21 “20. Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. 21. Karena katanya dalam hatinya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."”
Perempuan yang sakit pendarahan selama 12 tahun ini menjadi gambaran kita agar dalam ketidakberdayaan kitapun akan datang kepada Tuhan dengan penuh iman.
3.       “Nyatakanlah rasa hormat kepada Tuhan”
Herodes mati dimakan cacing karena dia pernah mencuri kemuliaan Tuhan, padahal segala hormat serta kemuliaan hanya bagi Tuhan saja. Kita datang kepada Tuhan dengan penuh hormat dan kerendahan hati.
Matius 6 : 19 “"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.”
Biasanya orang berpikir mengenai pengumpulan harta di dunia selalu dikaitkan dengan korban, persembahan, dll. Kita harus berhati-hati mengenai maksud dari semua ini. Karena pengumpulan harta di dunia akan segera menguasai pikiran dalam kehidupan seseorang, sehingga biasanya kemuliaan Allah tidak lagi menjadi yang utama.

“Iman yang sejati akan membuang stigma negatif dan memperlakukan setiap orang dengan kasih”


Ingat Akan Sang Pencipta

Pengkhotbah 12 : 1
Oleh : Pdt.Abniel Ambarawa
Minggu, 6 September 2015

“Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!",”
Di sini ada satu pesan/perintah untuk anak-anak muda agar ingat akan sang pencipta, karena kita semua diciptakan bukan dari keturunan kera, tetapi kita diciptakan oleh Tuhan dari debu tanah.
Kitab Pengkhotbah memberi pesan dan mengigatkan kita akan sang pencipta.
Mengapa kita harus ingat akan sang pencipta?
1.       Karena manusia cenderung lupa/melupakan Tuhan.
2.       Supaya kita tidak kehilangan arah.
Kidung Agung ditulis pada waktu Salomo masih muda, Amsal ditulis pada waktu Salomo setengah tua maka yang disampaikannya adalah tentang bagaimana mendidik anak,dan berkata dengan hikmat.
3.       Berpegang kepada perintah Allah.
Pengkhotbah 11 : 9 “Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!”
Jadi kita sebagai orang percaya tidak bisa berlaku dan bertindak seenaknya menuruti segala keinginan kita sendiri, karena segala hal akan dibawa ke pengadilan. Di dunia ini saja kita di adili sudah gemetar, apalagi yang mengadili adalah Tuhan.
Efesus 5 : 15-17 “15. Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, 16. dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. 17. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.”

Roma 12 : 1-2 “1. Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. 2. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
1 Tesalonika 5 : 18 “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
4.       Memiliki hidup yang punya makna.
Pengkhotbah 11 : 10 “Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan”
Jangan biarkan hidup kita dikuasai/diperbudak oleh hal-hal yang sia-sia, tetapi akhiri hidup ini yang penuh dengan arti dan makna.
Kita harus yakin bahwa firman Allah sanggup mengubah hidup kita dan menjadi sesuatu yang nyata, kita akan belajar sedapat mungkin mengabdikan diri kepada sang pencipta. Membulatkan hati untuk takut kepada Tuhan.
Pengkhotbah 12 : 13 “Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.”
Tetap berpegang pada perintah-perintah Alkitab, dan itu harus menjadi gaya hidup orang kristen, menjadi kewajiban setiap orang percaya, karena isi dari Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu ada perintah Allah dan janji Allah.
Tuhan sudah memberi kita hidup dan berbagai macam kesempatan yang datang agar kita selalu ingat akan sang pencipta di setiap waktu.Amin Tuhan Memberkati…
“Akhir kehidupan yang baik akan memberi makna yang penuh dari keberadaan diri kita yang sesungguhnya.”


Membentengi Diri Dengan Kuasa Tuhan

Lukas 21 : 34-36
Pdt. Victoria Arni Masruti

“34. "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. 35. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. 36. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."”
Dalam pembacaan Firman allah ini Yesus menyimpulkan berita nubuatNya dengan memperingatkan para pengikutNya agar jangan begitu asik dengan kesenangan duniawi sehingga mereka gagal untuk bersiaga bagi kedatanganNya dan kita pun menyadari bahwa dunia ini sedang di kuasai oleh 3 hal :
1.       Pesta Pora.
Roma 6 : 13 “Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.”
Kita sebagai orang percaya harus berusaha untuk mengantisipasi agar tidak terseret olehnya, dan dunia inipun menggunakan anggota tubuh untuk hal-hal yang anarkis atau untuk hal-hal yang najis
2.       Dunia ini sedang dilanda Mabuk.
Roma 13 : 13 “Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.”
Orang yang sedang mabuk tidak berpikir jernih atau kacau, sehingga tindakannya selalu arogan dan bisa melakukan hal-hal yang jahat.
3.       Dunia ini dipenuhi dengan kepentingan diri.
Roma 12 :2 “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Jangan kita terbawa oleh angin pengajaran, dan kita harus sadar bahwa system dunia ini jahat adanya. Kita harus bersikap tegas terhadap segala cara yang berlaku dari Roh dunia, dan menolak untuk berserah pada aneka macam keduniawian.



Mazmur 130 :  5 “Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya”
Karena itu kita sebagai anak-anak Allah harus selalu siap secara rohani dan harus menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan, dan hal ini menuntut kita menolak kedursilaan dan perbuatan-perbuatan tabiat berdosa secara menyeluruh.
Dan kita akan mulai melatih diri dan menyiapkan jiwa untuk menanti-nantikan Tuhan sambil mengharapkan firmanNya agar menjadi Rhema, maka kita akan mampu “ MEMBENTENGI DIRI DENGAN KUASA TUHAN” selama-lamanya. Amin.

“BIsa saja kita kalah dalam pergumulan, tetapi bersama Tuhan kita akan memenangkan peperangan’


Kuasa Yang Mengubah Keadaan

1 Samuel 1 : 25 – 28
Oleh : Pdt.Matias Witono
Minggu, 16 Agustus 2015
“25. Setelah mereka menyembelih lembu, mereka mengantarkan kanak-kanak itu kepada Eli; 26. lalu kata perempuan itu: "Mohon bicara tuanku, demi tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini dekat tuanku untuk berdoa kepada TUHAN. 27. Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya. 28. Maka aku pun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN." Lalu sujudlah mereka di sana menyembah kepada TUHAN.”
Dalam hidup ini setiap orang pasti pernah mengalami masalah, serta menghadapi pergumulan seperti yang dialami oleh Hana. Sesungguhnya Tuhan tidak pernah salah menempatkan kita dalam satu kondisi yang benar-benar tidak bersahabat menurut kita, tetapi Tuhan mau agar kita mengalami pertumbuhan dan pendewasaan iman.
Secara umum dalam menghadapi gejolak hidup orang akan bersikap dan bertindak arogan, putus asa, dll. Tetapi bagi orang percaya ada sikap yang perlu dilakukan yaitu “berdoa”, karena doa akan menembus batas kemustahilan, dan didalam doa yang orang percaya pasti akan mendapat jawaban dari Tuhan.
Hana merasa dulu dia adalah orang yang sengsara, menderita, dan terluka, tetapi justru dia mendapat pertolongan dari Tuhan yaitu diberi anak hasil permohonan doanya.
Latar belakang Hana :
1.       Hana pernah mengalami masalah yang besar.
1 Samuel 1 : 5-6 “5. Meskipun ia mengasihi Hana, ia memberikan kepada Hana hanya satu bagian, sebab TUHAN telah menutup kandungannya. 6. Tetapi madunya selalu menyakiti hatinya supaya ia gusar, karena TUHAN telah menutup kandungannya.”
Pertama masalah dari dirinya sendiri karena dia dinyatakan mandul, kedua karena dia dimadu maka hari-harinya Hana merasa terpojokkan dan selalu tersakiti. Bukankah orang akan merasa tidak nyaman ketika punya masalah dengan orang-orang yang ada di dekat kita? Dan itu adalah hal yang paling menyakitkan.
2.       Hana datang kepada alamat yang tepat.
1 Samuel 1 : 9-10 “9. Pada suatu kali, setelah mereka habis makan dan minum di Silo, berdirilah Hana, sedang imam Eli duduk di kursi dekat tiang pintu bait suci TUHAN, 10. dan dengan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu.”
Di sini ada kata-kata “tersedu-sedu” ini bukan berarti Hana sedang meratapi nasib hidupnya, tetapi karena sikap hati yang penuh dengan permohonan kepada Tuhan. Hana tahu bahwa penharapannya kepada Tuhan akan selalu mendatangkan pertolongan.
3.       Tuhan ingat akan doa Hana.
1 Samuel 1 : 19 “19. Keesokan harinya bangunlah mereka itu pagi-pagi, lalu sujud menyembah di hadapan TUHAN; kemudian pulanglah mereka ke rumahnya di Rama. Ketika Elkana bersetubuh dengan Hana, isterinya, TUHAN ingat kepadanya.
Satu tahun telah berlalu, tetapi doa Hana masih di ingat oleh Tuhan. Kadang bahkan lebih dari setahun doa kita belum ada jawaban dari Tuhan bukan?
Janganlah kita mempunyai  penilaian yang salah terhadap Tuhan, tetapi sudahkah kita memiliki hati yang penuh keyakinan dan kepastian terhadap janji Tuhan?

Memang kadang-kadang dengan cara yang sama Tuhan membuat kita mengalami kekecewaan atau menuntun kita kedalam situasi dimana kita merasa tidak mampu dan merasa rendah diri. Tetapi kita harus bertindak seperti Hana,yaitu membawa situasi dan kepedihan hati kita langsung kepada Tuhan dan terus menantikan kehadiranNya.Amin.

Pukat

Matius 13 : 47-50
Oleh : Ibu Pdt.Victoria Arni Masrutti
Minggu, 9 Agustus 2015
“47. "Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. 48. Setelah penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang. 49. Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, 50. lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.”
Pukat adalah jarring yang sering dipakai para nelayan untuk menangkap ikan. Ketika jarring dibentangkan/ditebarkan maka segala jenis ikan akan masuk di dalamnya dan nelayan mulai menarik jaring itu ke pantai dam mulai memisahkan ikan yang baik dan yang tidak.
Demikian juga perumpamaan ini menyatakan kembali kebenaran yang sangat ditekankan oleh Yesus bahwa tidak semua anggota kerajaan yang kelihatan merupakan anak-anak Tuhan yang sejati. Gereja-gereja dan organisai apapun belum tentu searti dengan umat Allah yang sejati.
Sebenarnya kerajaan surge terbentang untuk siapa saja, dan sesungguhnya kita adalah orang-orang yang menjadi sasaran kasih karunia Allah. Di sini juga ada golongan orang-orang yang menyambut undangan Tuhan.
Yesaya 55 : 1 “Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran!”
Di sini da kata haus, yaitu haus akan pertolongan Tuhan, haus akan penyelamatan dari Tuhan. Syarat penting untuk mendapat keslamatan ialah merasa lapar dan dahaga rohani yang sejati.
Mazmur 34 : 17 “wajah TUHAN menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan kepada mereka dari muka bumi.”
Ayat ini cukup keras dan tegas bahwa wajah Tuhan sangat menentang orang-orang yang berbuat jahat, akan tetapi dengan wajah yang sama juga akan menyinari kita.
1 Korintus 9 : 27 “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.”
“ditolak”  dalam bahasa Yunani (ADOKIMOS) ini mengandung arti gagasan “gagal dalam ujian”.
Paulus juga menggunakan istilah yang sama dalam 2 Korintus 13 : 5  “Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.”
Dimana dia menegaskan bahwa Kristus tidak tinggal dalam seseorang yang “gagal dalam ujian”
Demikian juga kita harus melatih diri kita untuk menguasai diri, jangan sampai orang lain menguasai kita karena kita gagal dalam ujian.
Yohanes 15 : 6 “Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.”
Perumpamaan ini dengan jelas menegaskan bahwa Kristus tidak percaya kalau “sekali ranting selama-lamanya tetap ranting”, tetapi Yesus memberikan peringatan yang serius namun dengan penuh kasih bahwa ada kemungkinan orang yang meninggalkan imannya dan tidak tetap tinggal di dalam Yesus akan dicampakkan kedalam api neraka.
Hidup ini singkat, hidup seperti apakah yang sedang kita hadapi? Saat ini sudahkah Kristus menjadi pusat hidup kita? Dan sudahkah kita merindukan hidup bahagia dalam kelekatan bersama Kristus kelak?

“Tuhan selalu bertanggung jawab atas hidup anda, apakah anda menjalani hidup ini dengan penuh tanggung jawab?