IBADAH + PERAYAAN NATAL

28 Desember 2014

IBADAH MALAM NATAL

24 Desember 2014

GPdI SORENGAN AWARD

24 Desember 2014

LOMBA-LOMBA MENYAMBUT NATAL 2014

14-21 Desember 2014

Wednesday, October 7, 2015

Galang Dana Natal 2015

Dalam rangka untuk menggalang dana Natal 2015
Panitia Natal menawarkan kaos yang di desain secara exlusif dan menarik...dengan harga yang terjangkau...
AYOOO.....PESAN SEKARANG...!!!! 





Jadilah Terang

Markus 4 : 21-25
Pdt. Arny Masrutti
“21. Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. 22. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap. 23. Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" 24. Lalu Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu. 25. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya."”
Pelita tidak akan ditaruh di tempat yang bukan tempatnya, tapi akan ditaruh di atas kaki dian. Mengapa Tuhan memberi pelita untuk tidak ditaruh di bawah gantang? Atau di bawah tempat tidur? Artinya kita jangan membatasi kuasa Tuhan, dan jangan menganggap sempit cara Tuhan menolong. Tapi ditarruh di atas kaki dian lalu dinyalakan dan diangkat agar menerangi sekeliling kita.
Mengapa kita harus meninggikan kaki dian?
1.      Supaya kita memancarkan sinar kemuliaan Allah
 (2 Korintus 3 : 18) “Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.”
Ayat tersebut tidak mengatakan latar belakang seseorang dan menjadi ukuran untuk dapat di pakai Tuhan, tetapi pada saat Kristus dating kembali kita semua akan berhadapan muka dengan Dia dan perubahan terjadi, kita akan menjadi sempurna,
2.      Supaya kita dapat menjadi anak-anak terang
 (Effesus 5 : 8) “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,”
Ketika kita sudah mengangkat kaki dian, jangan sekali-sekali kita mundur atau coba-coba menengok ke belakang dengan waktu bersamaan. Karena terang dan gelap tidak dapat berjalan bersama.
3.      Supaya kita menjadi saksi
( Kisah para rasul 1 : 8) “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."”
Jangan ada orang di luar sana yang justru meragukan kekristenan kita, karena Roh Kudus akan memampukan kita untuk dapat mengendalikan salah satunya adalah perkataan. Kalau masih ada perkataan dosa, berarti belum ada Roh Kudus.

 “Kuasa” dalam bahasa Yunani(Dunamis) bukanlah sekedar kekuatan atau kemampuan, tetapi istilah ini khusus menunjuk kepada kuasa yang bekerja dan bertindak dan menuntut kita sampai menjadi terang yang sesungguhnya. Amin.


“Tidak ada lagi kegelapan dalam hati seseorang yang diterangi oleh terang Kristus”

Sentuhan Iman

Matius 14 : 34-36
Oleh : Ibu Pdt.Victoria Arny Masrutti
Minggu, 20 September 2015
“34. Setibanya di seberang mereka mendarat di Genesaret. 35. Ketika Yesus dikenal oleh orang-orang di tempat itu, mereka memberitahukannya ke seluruh daerah itu. Maka semua orang yang sakit dibawa kepada-Nya. 36. Mereka memohon supaya diperkenankan menjamah jumbai jubah-Nya. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.”
Dalam pembacaan firman Allah ini kita diperhadapkan oleh tugas-tugas mulia. Kadang orang berfikir bahwa tugas yang kecil begitu disepelekan karena merasa kurang diperhitungkan, padahal sesungguhnya ketika kita melakukan tugas pelayanan di gereja dengan setia dan bertanggung jawab maka kita akan mendapat berkat yang sama.
Ayat 34 adalah langkah-langkah untuk dapat menikmati berkat dan mujizat.
1.       “Mewartakan Yesus”
Saat kita meninggikan panji salib Kristus/mengagungkan namaNya, maka secara otomatis kita menempatkan Yesus di depan, dan kita mengikuti langkahNya dari belakang.
Yesaya 53 : 4 “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.”
Sang Mesias akan memikul hukuman agar kita dilepaskan dari kelemahan dan penyakit, serta dosa-dosa kita. Orang yang pernah mengalami sakit akan gampang berempati terhadap apa yang dialami orang lain.
2.       Ayat 36b “Mendapat mujizat karena iman”
Matius 9 : 20 – 21 “20. Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. 21. Karena katanya dalam hatinya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."”
Perempuan yang sakit pendarahan selama 12 tahun ini menjadi gambaran kita agar dalam ketidakberdayaan kitapun akan datang kepada Tuhan dengan penuh iman.
3.       “Nyatakanlah rasa hormat kepada Tuhan”
Herodes mati dimakan cacing karena dia pernah mencuri kemuliaan Tuhan, padahal segala hormat serta kemuliaan hanya bagi Tuhan saja. Kita datang kepada Tuhan dengan penuh hormat dan kerendahan hati.
Matius 6 : 19 “"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.”
Biasanya orang berpikir mengenai pengumpulan harta di dunia selalu dikaitkan dengan korban, persembahan, dll. Kita harus berhati-hati mengenai maksud dari semua ini. Karena pengumpulan harta di dunia akan segera menguasai pikiran dalam kehidupan seseorang, sehingga biasanya kemuliaan Allah tidak lagi menjadi yang utama.

“Iman yang sejati akan membuang stigma negatif dan memperlakukan setiap orang dengan kasih”


Ingat Akan Sang Pencipta

Pengkhotbah 12 : 1
Oleh : Pdt.Abniel Ambarawa
Minggu, 6 September 2015

“Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!",”
Di sini ada satu pesan/perintah untuk anak-anak muda agar ingat akan sang pencipta, karena kita semua diciptakan bukan dari keturunan kera, tetapi kita diciptakan oleh Tuhan dari debu tanah.
Kitab Pengkhotbah memberi pesan dan mengigatkan kita akan sang pencipta.
Mengapa kita harus ingat akan sang pencipta?
1.       Karena manusia cenderung lupa/melupakan Tuhan.
2.       Supaya kita tidak kehilangan arah.
Kidung Agung ditulis pada waktu Salomo masih muda, Amsal ditulis pada waktu Salomo setengah tua maka yang disampaikannya adalah tentang bagaimana mendidik anak,dan berkata dengan hikmat.
3.       Berpegang kepada perintah Allah.
Pengkhotbah 11 : 9 “Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!”
Jadi kita sebagai orang percaya tidak bisa berlaku dan bertindak seenaknya menuruti segala keinginan kita sendiri, karena segala hal akan dibawa ke pengadilan. Di dunia ini saja kita di adili sudah gemetar, apalagi yang mengadili adalah Tuhan.
Efesus 5 : 15-17 “15. Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, 16. dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. 17. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.”

Roma 12 : 1-2 “1. Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. 2. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
1 Tesalonika 5 : 18 “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
4.       Memiliki hidup yang punya makna.
Pengkhotbah 11 : 10 “Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan”
Jangan biarkan hidup kita dikuasai/diperbudak oleh hal-hal yang sia-sia, tetapi akhiri hidup ini yang penuh dengan arti dan makna.
Kita harus yakin bahwa firman Allah sanggup mengubah hidup kita dan menjadi sesuatu yang nyata, kita akan belajar sedapat mungkin mengabdikan diri kepada sang pencipta. Membulatkan hati untuk takut kepada Tuhan.
Pengkhotbah 12 : 13 “Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.”
Tetap berpegang pada perintah-perintah Alkitab, dan itu harus menjadi gaya hidup orang kristen, menjadi kewajiban setiap orang percaya, karena isi dari Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu ada perintah Allah dan janji Allah.
Tuhan sudah memberi kita hidup dan berbagai macam kesempatan yang datang agar kita selalu ingat akan sang pencipta di setiap waktu.Amin Tuhan Memberkati…
“Akhir kehidupan yang baik akan memberi makna yang penuh dari keberadaan diri kita yang sesungguhnya.”


Membentengi Diri Dengan Kuasa Tuhan

Lukas 21 : 34-36
Pdt. Victoria Arni Masruti

“34. "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. 35. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. 36. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."”
Dalam pembacaan Firman allah ini Yesus menyimpulkan berita nubuatNya dengan memperingatkan para pengikutNya agar jangan begitu asik dengan kesenangan duniawi sehingga mereka gagal untuk bersiaga bagi kedatanganNya dan kita pun menyadari bahwa dunia ini sedang di kuasai oleh 3 hal :
1.       Pesta Pora.
Roma 6 : 13 “Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.”
Kita sebagai orang percaya harus berusaha untuk mengantisipasi agar tidak terseret olehnya, dan dunia inipun menggunakan anggota tubuh untuk hal-hal yang anarkis atau untuk hal-hal yang najis
2.       Dunia ini sedang dilanda Mabuk.
Roma 13 : 13 “Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.”
Orang yang sedang mabuk tidak berpikir jernih atau kacau, sehingga tindakannya selalu arogan dan bisa melakukan hal-hal yang jahat.
3.       Dunia ini dipenuhi dengan kepentingan diri.
Roma 12 :2 “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Jangan kita terbawa oleh angin pengajaran, dan kita harus sadar bahwa system dunia ini jahat adanya. Kita harus bersikap tegas terhadap segala cara yang berlaku dari Roh dunia, dan menolak untuk berserah pada aneka macam keduniawian.



Mazmur 130 :  5 “Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya”
Karena itu kita sebagai anak-anak Allah harus selalu siap secara rohani dan harus menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan, dan hal ini menuntut kita menolak kedursilaan dan perbuatan-perbuatan tabiat berdosa secara menyeluruh.
Dan kita akan mulai melatih diri dan menyiapkan jiwa untuk menanti-nantikan Tuhan sambil mengharapkan firmanNya agar menjadi Rhema, maka kita akan mampu “ MEMBENTENGI DIRI DENGAN KUASA TUHAN” selama-lamanya. Amin.

“BIsa saja kita kalah dalam pergumulan, tetapi bersama Tuhan kita akan memenangkan peperangan’


Kuasa Yang Mengubah Keadaan

1 Samuel 1 : 25 – 28
Oleh : Pdt.Matias Witono
Minggu, 16 Agustus 2015
“25. Setelah mereka menyembelih lembu, mereka mengantarkan kanak-kanak itu kepada Eli; 26. lalu kata perempuan itu: "Mohon bicara tuanku, demi tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini dekat tuanku untuk berdoa kepada TUHAN. 27. Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya. 28. Maka aku pun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN." Lalu sujudlah mereka di sana menyembah kepada TUHAN.”
Dalam hidup ini setiap orang pasti pernah mengalami masalah, serta menghadapi pergumulan seperti yang dialami oleh Hana. Sesungguhnya Tuhan tidak pernah salah menempatkan kita dalam satu kondisi yang benar-benar tidak bersahabat menurut kita, tetapi Tuhan mau agar kita mengalami pertumbuhan dan pendewasaan iman.
Secara umum dalam menghadapi gejolak hidup orang akan bersikap dan bertindak arogan, putus asa, dll. Tetapi bagi orang percaya ada sikap yang perlu dilakukan yaitu “berdoa”, karena doa akan menembus batas kemustahilan, dan didalam doa yang orang percaya pasti akan mendapat jawaban dari Tuhan.
Hana merasa dulu dia adalah orang yang sengsara, menderita, dan terluka, tetapi justru dia mendapat pertolongan dari Tuhan yaitu diberi anak hasil permohonan doanya.
Latar belakang Hana :
1.       Hana pernah mengalami masalah yang besar.
1 Samuel 1 : 5-6 “5. Meskipun ia mengasihi Hana, ia memberikan kepada Hana hanya satu bagian, sebab TUHAN telah menutup kandungannya. 6. Tetapi madunya selalu menyakiti hatinya supaya ia gusar, karena TUHAN telah menutup kandungannya.”
Pertama masalah dari dirinya sendiri karena dia dinyatakan mandul, kedua karena dia dimadu maka hari-harinya Hana merasa terpojokkan dan selalu tersakiti. Bukankah orang akan merasa tidak nyaman ketika punya masalah dengan orang-orang yang ada di dekat kita? Dan itu adalah hal yang paling menyakitkan.
2.       Hana datang kepada alamat yang tepat.
1 Samuel 1 : 9-10 “9. Pada suatu kali, setelah mereka habis makan dan minum di Silo, berdirilah Hana, sedang imam Eli duduk di kursi dekat tiang pintu bait suci TUHAN, 10. dan dengan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu.”
Di sini ada kata-kata “tersedu-sedu” ini bukan berarti Hana sedang meratapi nasib hidupnya, tetapi karena sikap hati yang penuh dengan permohonan kepada Tuhan. Hana tahu bahwa penharapannya kepada Tuhan akan selalu mendatangkan pertolongan.
3.       Tuhan ingat akan doa Hana.
1 Samuel 1 : 19 “19. Keesokan harinya bangunlah mereka itu pagi-pagi, lalu sujud menyembah di hadapan TUHAN; kemudian pulanglah mereka ke rumahnya di Rama. Ketika Elkana bersetubuh dengan Hana, isterinya, TUHAN ingat kepadanya.
Satu tahun telah berlalu, tetapi doa Hana masih di ingat oleh Tuhan. Kadang bahkan lebih dari setahun doa kita belum ada jawaban dari Tuhan bukan?
Janganlah kita mempunyai  penilaian yang salah terhadap Tuhan, tetapi sudahkah kita memiliki hati yang penuh keyakinan dan kepastian terhadap janji Tuhan?

Memang kadang-kadang dengan cara yang sama Tuhan membuat kita mengalami kekecewaan atau menuntun kita kedalam situasi dimana kita merasa tidak mampu dan merasa rendah diri. Tetapi kita harus bertindak seperti Hana,yaitu membawa situasi dan kepedihan hati kita langsung kepada Tuhan dan terus menantikan kehadiranNya.Amin.

Pukat

Matius 13 : 47-50
Oleh : Ibu Pdt.Victoria Arni Masrutti
Minggu, 9 Agustus 2015
“47. "Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. 48. Setelah penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang. 49. Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, 50. lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.”
Pukat adalah jarring yang sering dipakai para nelayan untuk menangkap ikan. Ketika jarring dibentangkan/ditebarkan maka segala jenis ikan akan masuk di dalamnya dan nelayan mulai menarik jaring itu ke pantai dam mulai memisahkan ikan yang baik dan yang tidak.
Demikian juga perumpamaan ini menyatakan kembali kebenaran yang sangat ditekankan oleh Yesus bahwa tidak semua anggota kerajaan yang kelihatan merupakan anak-anak Tuhan yang sejati. Gereja-gereja dan organisai apapun belum tentu searti dengan umat Allah yang sejati.
Sebenarnya kerajaan surge terbentang untuk siapa saja, dan sesungguhnya kita adalah orang-orang yang menjadi sasaran kasih karunia Allah. Di sini juga ada golongan orang-orang yang menyambut undangan Tuhan.
Yesaya 55 : 1 “Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran!”
Di sini da kata haus, yaitu haus akan pertolongan Tuhan, haus akan penyelamatan dari Tuhan. Syarat penting untuk mendapat keslamatan ialah merasa lapar dan dahaga rohani yang sejati.
Mazmur 34 : 17 “wajah TUHAN menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan kepada mereka dari muka bumi.”
Ayat ini cukup keras dan tegas bahwa wajah Tuhan sangat menentang orang-orang yang berbuat jahat, akan tetapi dengan wajah yang sama juga akan menyinari kita.
1 Korintus 9 : 27 “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.”
“ditolak”  dalam bahasa Yunani (ADOKIMOS) ini mengandung arti gagasan “gagal dalam ujian”.
Paulus juga menggunakan istilah yang sama dalam 2 Korintus 13 : 5  “Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.”
Dimana dia menegaskan bahwa Kristus tidak tinggal dalam seseorang yang “gagal dalam ujian”
Demikian juga kita harus melatih diri kita untuk menguasai diri, jangan sampai orang lain menguasai kita karena kita gagal dalam ujian.
Yohanes 15 : 6 “Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.”
Perumpamaan ini dengan jelas menegaskan bahwa Kristus tidak percaya kalau “sekali ranting selama-lamanya tetap ranting”, tetapi Yesus memberikan peringatan yang serius namun dengan penuh kasih bahwa ada kemungkinan orang yang meninggalkan imannya dan tidak tetap tinggal di dalam Yesus akan dicampakkan kedalam api neraka.
Hidup ini singkat, hidup seperti apakah yang sedang kita hadapi? Saat ini sudahkah Kristus menjadi pusat hidup kita? Dan sudahkah kita merindukan hidup bahagia dalam kelekatan bersama Kristus kelak?

“Tuhan selalu bertanggung jawab atas hidup anda, apakah anda menjalani hidup ini dengan penuh tanggung jawab?

Saturday, August 8, 2015

YOBEL

Yohanes 8 : 36
Oleh : Bpk.Pdt.Markus Suprapto
Minggu, 2 Agustus 2015
“Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.”
Waktu-waktu ini mengapa harus ada Yobel? Karena manusia saat ini sedang drop, dan tertindas oleh dosa-dosa yang mengikat sehingga tidak ada kemerdekaan.
Kata kemerdekaan adalah pembebasan, dulu kita hidup dalam penjajahan dosa, tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari kutuk turunan.
Kadang kita diintimidasi oleh iblis atau divonis gagal, tetapi sesungguhnya kita bias menang kalau kita membuka diri untuk Tuhan berkarya dan beserta kita.
1.       Kita akan dilepaskan dari hutang-hutangnya.
Bagaimana kita akan mengalami Yobel besar? Yaitu kita harus diperdamaikan dulu dengan Tuhan kembali. Karena Yesus akan mendamaikan manusia dengan Allah dan Allah akan mengampuni, maka kitapun akan leluasa menghadap kepadaNya.
2.       Sudah diampuni dosa-dosanya.
Roma 8 : 19-21 : “19. Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. 20. Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya, 21. tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.”
Kalau kita sudah diampuni dosa kita, maka bawa hidup kita kepada Tuhan, berikan yang terbaik kepadaNya dan masuk dalam kemuliaanNya.
3.       Yobel adalah pembebasan dari segala ikatan.
Ulangan 28 : 11 : “Juga TUHAN akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumimu--di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepadamu.”
Hari-hari ini banyak orang takut karena mendengar kabar-kabar yang menakutkan, kejadian-kejadian tindak kejahatan terjadi dimana-mana, bahkan mungkin takut masa depannya tidak jelas.
Tetapi jika kita takut kepada Tuhan maka Tuhan akan bertanggungjawab, dan jika kita taat kepada firman maka kita akan hidup dalam rencana Tuhan dan segala aspek kehidupan kita akan menjadi urusan Tuhan.

Hari ini mulailah melatih diri untuk hidup taat kepada Tuhan.Amin

Memandang Keajaiban Kuasa Tuhan

Mazmur 119 : 18

“Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu.”
Alkitab mencatat kalimat singkapkanlah mataku, ini punya arti “memandang dengan jelas” tanpa ada penghalang. Demikian juga kita orang percaya akan dapat menyaksikan keajaiban Tuhan ketika kita mengalaminya secara pribadi.
Kita harus berupaya sedapat mungkin agar dapat memiliki pandangan illahi sampai kita dapat berkata “pertolonganMu begitu ajaib” karena kita benar-benar menikmatinya.
Lalu apa dampak pandangan illahi atas hidup kita?
1.       Sebagai jawaban atas doa kita.
(2 Raja-raja 6 : 17) “Lalu berdoalah Elisa: "Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat." Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa.”
Gehazi adalah seorang pelayan, ketika sesuatu terjadi dia mengalami ketakutan yang luar biasa, tetapi ketika Elisa berdoa terbukalah mata Gehazi dan melihat  bahwa ada perlindungan Tuhan disekelilingnya.
2.       Kita akan menerima pernyataan Allah.
(Ayub 42 : 5) “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.”
Dulu Ayub mendengar hanya kata orang, tetapi setelah Ayub mengalami kondisi yang sangat tidak menyenangkan maka dia benar-benar merasakan penyertaan Tuhan dan pembelaan yang luar biasa.
3.       Kita menyerahkan hati kepada Allah.
(Matius 5 : 8) “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.”
Di sini ada kata “yang suci hatinya” adalah mereka yang telah dibebaskan dari kuasa dosa oleh kasih karunia Allah, dan kini berusaha tanpa tipu daya untuk menyenangkan dan memuliakan dia dan menjadi sama seperti dia.
4.       Menaruh percaya kepada Allah.
(Ibrani 11 : 27) “Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.”
Musa rela keluar dari zona nyaman yang selama ini dia rasakan dan tinggalkan Mesir dan segala fasilitas yang selama itu dia nikmati, dia mulai percaya sepenuhnya kepada Tuhan.
5.       Kita akan menerima kehebatan kuasa Allah.
(Efesus 1 : 18) “Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus,”
Tentunya masing-masing punya pengalaman yang berbeda, masalah penderitaan, tekanan hidup, problema, kekuatiran, dll. Tuhan tahu porsi kekuatan kita, walau demikian kita harus tetap percaya kehebatan Tuhan, karena Tuhan yang punya kuasa dan kuasanya itu sanggup mengatasi segala kondisi yang sedang terjadi dan yang sedang kita hadapi sepanjang hidup kita tetap memandang keajaiban dan kuasa Tuhan dalam kehidupan ini.Amin


Tampilan baru "WARTA JEMAAT"

Berikut tampilan "WARTA JEMAAT" GPdI Sorengan 2015 :

Halaman Depan & Belakang


Halaman Isi

Saturday, July 25, 2015

Pelantikan Panitia Natal 2015

Tema Natal GPdI Sorengan Tahun 2015 :
"TUHAN PENJUNAN, AKU TANAH LIAT"
Yeremia 18 : 6

Susunan Kepanitiaan :
v  Ketua              : Bpk.Aditya
v  Sekretaris        : Sdri.Ana
v  Bendahara       : Sdr.Yulius
v  Seksi-seksi       :
ü Keresmian                                                : Sdr.Stefanus
ü Publikasi-Dekorasi-Dokumentasi            : Bpk.Wahyu
ü Musik                                                       : Sdr.Elya
ü Perlengkapan                                            : Bpk.Rusdi
ü Usher                                                        : Bpk.Bambang
ü Konsumsi                                                 : Ibu Puji
ü Kolektan                                                  : Sdr.Arif & Sdr.Andre
ü Keamanan                                                : Bpk.Timotius
Telah dilantik dan didoakan oleh : Ibu Gembala Arny Masrutti & Bpk.Pdt.Paulus Yatno pada minggu 19.Juli.2015.


Kehidupan Orang Percaya Harus Lebih Baik Dari Orang Lain

Matius 5 : 20
Pdt. Paulus Yatno
“20. Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.”
Dalam bacaan firman allah saat ini kita tahu dengan jelas bahwa kebenaran orang-orang farisi dan para ahli taurat hanya bersifat lahiriah. Mereka menaati banyak peraturan, berdoa, memuji Tuhan, berpuasa, dan baca firman Allah.  Tapi kebenaran yang dikehendaki Allah dari orang percaya lebih dari itu, hati dan roh seseorang harus selaras dengan kehendak Tuhan.
Dalam hal apa orang percaya harus beda dengan orang lain?
1.      Marah (ayat 21-22)
“21. Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.22. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.”
Tidak dapat dipungkiri bahwa kecenderungan manusia saat marah pertama adalah berkata-kata buruk terhadap orang lain. Yesus tidak pernah berbicara mengenai kemarahan yang selayaknya terhadap orang yang fasik dan tidak adil, tapi yang disalahkannya adalah kemarahan yang mendendam dan mengutuk orang lain.
2.      Melukai Orang Lain(ayat 23-24)
“23. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,24. tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.”
Kadang kita tidak sadar bahwa kita sedang berkata-kata dan melukai orang lain yang ada di sekitar kita. Jika kita melukai orang lain kita harus secepatnya memulihkan hubungan dengan orang yang kita sakiti itu. Jangan sampai menyimpan akar pahit.
3.      Menjaga Kesucian(ayat 28-30)
28. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. 29. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. 30. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.”
Dewasa ini banyak yang percaya di satu sisi mereka berbakti di gereja dan melakukan banyak hal yang berbau rohani. Tapi melakukan perzinahan bukan hanya secara jasmani, tapi misalnya dating kepada dukun, atau ketempat-tempat keramat untuk minta pertolongan.
4.      Berkomitmen(ayat 33-37)
“33. Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. 34. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, 35. maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; 36. janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun. 37. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.”
Itu merupakan janji atau sumpah, jadi kata hati harus sama dengan mulut, jika berbeda berarti kita berada dalam kuasa si jahat.
5.      Melawan Yang jahat( ayat 39-41)
“39. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. 40. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. 41. Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.”
Hal penting yang Tuhan ingin kita lakukan yaitu menggunakan kebaikan utuk membalas orang lain. (Roma 12 : 19-20).
“19. Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. 20. Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.”
Bukan manusia yang berhak membalas, tetapi Tuhan yang mempunyai hak untuk membalas kejahatan manusia.
6.      Mengampuni (ayat 43-44)
“43. Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. 44. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”
Yesus tidak menentang pelaksanaan keadilan yang semestinya atas mereka yang melakukan kejahatan, tapi yang dia maaksudkan adalah kita dituntut harus bisa mengasihi musuh. Apabila kita diperlakukan secara tidak adil kita jangan membencinya, tapi harus menunjukkan reaksi yang memperlihatkan bahwa kita memiliki bahwa kita memiliki pendirian yang bermuara pada Kristus dan kerajaanNya.
Mengampuni memmang hal yang sulit dan berat dilakukan. Tetapi itu merupakan syarat yang mutlak bagi orang percaya. Sikap semacam itulah yang akan menyebabkan banyak orang menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.Amin.


Lewat setiap pengalaman perjumpaan kita dengan orang lain, Tuhan menempa iman kita untuk menjadi sekuat baja.

Upah Dari Sebuah Pengampunan

Lukas 23 : 33-34
Pdt. Matias witono

“33. Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya.34. Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.”
Dari perkataan Yesus di kayu salib ini, apakah kita benar-benar percaya kalau kita sudah mendapat pengampunan dari Tuhan.? Peristiwa penyaliban Yesus adalah suatu kondisi yang sangat menyakitkan yang tidak gampang diterima oleh semua orang. Di tengah rasa sakit Ysus tidak pernah mengeluarkan kata-kata buruk, tapi justru perkataan yang memberkati, padahal sebenarnya manusia harus dihukum atas pelanggaran dan dosa-dosanya.
Roma 3 : 23 “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,”
Tetapi Tuhan mencintai manusia sehingga oleh kasih karuniaNya, manusia dibenarkan dengan cuma-cuma karna penebusanNya.
Roma 6 : 23 “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”
Ysus bukan pribadi yang suka menyimpan kepahitan, walau kita sudah berbuat dosa, tetapi kasih karunia dan pengampunanNya telah memungkinkan kita sampai hari ini, kitapun akan belajar mengampuni seperti Dia.
Effesus 4:29-31 “29. Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.30. Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.31. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.”
Orang yang sulit melepaskan pengampunan adalah orang yang sedang mengalami kepahitan yang berkepanjangan, dan orang yang tidak mau mengampuni sama dengan sedang menggendong orang yang menyakiti kita, akhirnya kita selalu merasa berbeban berat dan sakit-sakitan.
Ibrani 12 : 15 “Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.”
Akar yang pahit ini menunjuk kepada jiwa dan sikap yang ditandai oleh kebencian dan kemarahan yang mendalam. Setiap perkataan yang keluar dari mulut seorang ada yang bisa memberkati ataupun melemahkan orang.
Hari ini Tuhan ingin kita menjadi pribadi seperti merpati yang tidak menyimpan empedu yang pahit dan menyakiti orang lain. Melainkan mempunyai sikap tulus dan setia yang mau mengampuni sesame, karena saat kalimat pengampunan diucapkan, maka saat itu pula berkat dan pertolongan Tuhan sedang terjadi dalam hidup kita, karena itu merupakan upah dari sebuah pengampunan yang tengah kita kerjakan. Amin.


Di satu sisi, musuh itu menjengkelkan, tapi di sisi lain dia bisa membuat kita peka tehadap jalan Tuhan.

Jadilah KehendakMu

Yohanes 5:1-9

“1. Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem.2. Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya 3. dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. 4. Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya. 5. Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. 6. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?" 7. Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku." 8. Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah." 9. Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat.”
Setelah menderita 38 tahun orang ini mengalami kekecewaan yang berkepanjangan karena tidak pernah sembuh. Sambil tetap mengharapkan pertolongan dari Allah. Namun akhirnya kesembuhan datang juga.
Kita juga jangan sekali-sekali putus harap, tapi percaya bahwa waktu Allah untuk mengulurkan tangan kepada kita juga akan datang segera. Kita tidak perlu menyalahkan orang lain, dan diri sendiri, tapi kita akan mengubah pola pikir kita agar dapat berkata, ”Jadilah kehendakMu.”
1.       Akui otoritas dan kemahakuasaan Tuhan.
1 Samuel 2:3 “Janganlah kamu selalu berkata sombong, janganlah caci maki keluar dari mulutmu. Karena TUHAN itu Allah yang mahatahu, dan oleh Dia perbuatan-perbuatan diuji.”
Kalau kita mengakui kemahakuasaan dan kemahatahuan Tuhan, dimanapun kita berada, maka akan melakukan seperti apa yang Tuhan mau.
2.       Berhenti menyalahkan orang lain.
Amsal 16:9 “Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya.”
Kita tahu Tuhan tidak pernah menyalahkan siapapun, tapi wanita yang di catat dalam Injil Yohanes ketika Tuhan tanya, jawabanya justru mulai menyalahkan orang lain.
3.       Lakukan firman/ perintah Tuhan.
Ulangan 30:9-109. TUHAN, Allahmu, akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam segala pekerjaanmu, dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumimu, sebab TUHAN, Allahmu, akan bergirang kembali karena engkau dalam keberuntunganmu, seperti Ia bergirang karena nenek moyangmu dahulu-- 10. apabila engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dengan berpegang pada perintah dan ketetapan-Nya, yang tertulis dalam kitab Taurat ini dan apabila engkau berbalik kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu."”
Untuk menjadi pelaku firman sebenarnya bukan hak yang sulit, tapi kebiasaan-kebiasaan buruk yang ada dalam hidup kita, menbuat kita menganggap remeh terhadap firman Tuhan.
4.       Alami Mujizat. Mujizat, kuasa, dan segala otoritas yang kita di dalam Yesus, sesungguhnya masih ada sampai hari ini. Dan sebenarnya bukan hal yang sulit untuk kita raih, tapi kadang kita memaksa tuhan dan berdoa yang tidak sesuai dengan kehendak tuhan, sehingga merasa mujizat itu jauh dan terlambat dating kepada kita.
Mulailah belajar taat terhadap otoritas/perintah Tuhan, dan berhenti menyalahkan orang lain. Sehingga dapat berkata kepada Tuhan,”Jadilah kehendakMu.”Amin

Kita hanya perlu bersabar untuk menantikan penggenapan rencanaNya dalam hidup kita.

Karya Roh Kudus dalam Hidup Orang Percaya

2 Timotius 1 : 7
Oleh : Bpk.Pdt.Paulus Yatno

“Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.”
Kalau kita perhatikan firman Allah diatas menyatakan bahwa karunia dan kuasa yang dicurahkan atas kita oleh roh kudus tidak dengan otomatis. Tetapi karunia dan kuasa roh kudus tersebut harus dinyalakan oleh kasih karunia melalui doa, iman, ketaatan, dan ketekunan kita.
Karya roh kudus dalam hidup orang percaya yaitu MK3 :
1.       Membangkitkan kekuatan
2.       Membangkitkan kasih
3.       Membangkitkan Ketertiban
Kata “membangkitkan” sama dengan “menambahkan” dari yang sudah ada kemudian ditambahkan/ditingkatkan lagi.
1.       Membangkitkan/menambahkan kekuatan
2 Timotius 1 : 6 “Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.”
Timotius pernah mengalami ketakutan saat mengalami aniaya dalam pelayanan, tetapi Paulus selalu memberi motivasi agar karunia yang diberikan kepada Timotius diumpamakan seperti api yang harus selalu dikobarkan olehnya, dan itu mungkin merupakan karunia khusus untuk menjalankan pelayanan.
Yohanes 20 : 19 “Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"”
Jadi karya roh kudus itu akan menambahkan kekuatan dll.
Kisah Para Rasul 4 : 13 “Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus.”
Di mata orang Petrus dan Yohanes adalah orang/pribadi yang biasa, sangat sederhana, dan tidak terpelajar, tetapi karena roh kudus berkarya dalam hidup mereka, maka mereka menjadi kesaksian yang tak terbantahkan. Mereka menjadi terkenal karena keberanian mereka.
Kisah Para Rasul 4 : 29 “Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu.”
Para murid Yesus pun memerlukan keberanian baru untuk bersaksi dan berbicara tentang Kristus. Sepanjang kehidupan kekristenan kita, kita juga perlu berdoa supaya dapat mengatasi  ketakutan, penolakan, ancaman dan penganiayaan. Roh kudus akan membantu kita untuk bersaksi dan berbicara tentang Yesus dengan berani.
2.       Membangkitkan Kasih / Pengampunan
Kasih adalah karakter pengampunan. Jikalau roh kudus ada dalam hidup seseorang pengampunan itu mudah dilepaskan.
3.       Membangkitkan Ketertiban.
Menambahkan kepada seseorang untuk mengkuti aturan-aturan/tata tertib dalam kehidupan.
Kisah Para Rasul 4 : 32 – 37 :  “32. Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. 33. Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. 34. Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa 35. dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. 36. Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. 37. Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.”
Kisah Para Rasul 2 : 41 – 42 : “41. Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. 42. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.”
Kisah Para Rasul 5 : 1 – 4 : “1. Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah. 2. Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul. 3. Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? 4. Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah." 5. Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal itu.”
Kedua Rasul di Kisah Para Rasul menceritakan tentang tata tertib kehidupan orang-orang pada jaman Rasul yang selalu  tertib  mengikuti aturan-aturan Tuhan. Tetapi ada satu keluarga yang tidak tertib yaitu kelurga Ananias dan Safira. Keluarga itu hanya memberikan sebagian dari hasil mereka karena cinta mereka akan uang dan pujian dari orang lain. Hal itu yang membuat mereka menentang roh kudus. Alkitab menyatakan orang-orang yang tidak tertib berarti hatinya dikuasai oleh iblis.

Kalau kita perhatikan firman Allah, berdusta pada roh kudus itu sama dengan berdusta kepada Allah. Berhati-hatilah dengan hati kita, karena orang yang sedang berdusta pada roh kudus tidak mungkin dapat mencintai dan melayani Allah.Amin.