IBADAH + PERAYAAN NATAL

28 Desember 2014

IBADAH MALAM NATAL

24 Desember 2014

GPdI SORENGAN AWARD

24 Desember 2014

LOMBA-LOMBA MENYAMBUT NATAL 2014

14-21 Desember 2014

Saturday, April 11, 2015

Pergi ke Galilea

Matius 28:1-11
Minggu,  5 April 2015
Oleh : Ibu Gembala Victoria Arny M

“1. Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. 2. Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. 3. Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. 4. Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati. 5. Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. 6. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring. 7. Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu." 8. Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. 9. Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. 10. Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku." 11. Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala.”
Berkali-kali kita membaca ayat ini dan kita belajar memaknai tentang  peristiwa kebangkitan Kristus.   Para wanita yang mengasihi Tuhan pagi-pagi pergi ke kubur Yesus dengan membawa rempah, karena jika pergi pada siang hari takut diketahui orang-orang yang tidak suka dengan Tuhan Yesus. Galilea adalah tempat terdepan, maka prajurit yang berperang pasti tertembak duluan karena di depan. Galilea juga gambaran cicin Tuhan/ lambang otoritas yang tidak bisa dipakai oleh sembarang orang.
Yohanes 2:19 “Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."”
Mereka berpikir itu tidak masuk akal, nenek moyang mereka saja membangun dalam tempo 46 Tahun, mana mungkin bisa diselesaikan dalam tempo 3 hari.
Yesaya 25:8 “Pada waktu itu orang akan berkata: "Sesungguhnya, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan, supaya kita diselamatkan. Inilah TUHAN yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita oleh karena keselamatan yang diadakan-Nya!"”
Bagi orang yang ada di dalam Yesus, mati bukanlah hal yang menakutkan karena di dalam kerajaan surga yang akan datang , kesedihan, kesusahan, dan air mata akan disingkirkan dan tidak akan terjadi lagi.
1 Korintus 15:55-58 “55. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" 56. Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. 57. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. 58. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”
Disaat kita mau maju/giat dalam pekerjaan Tuhan, selalu ada tantangan yang siap menghadang dan menghambat perjalanan iman kita.Mungkin kita pernah berada di posisi yang paling rendah, bagai berada di ujung tanduk yang siap menyakiti dari berbagai sisi. Tapi kita dapat belajar dari wanita-wanita yang berjalan menuju kubur Yesus, mereka tidak hanya berkorban harta benda, tapi juga berkorban waktu dan mereka tetap setia walau Yesus sudah mati.

Mungkin kita juga pernah menghadapi musibah yang bagaikan batu yang sngat besar yang sulit untuk ditembus atau digulingkan. Jangan takut karena kuasa kebangkitan-Nya sanggup memulihkan dan memberi kemenangan sepanjang kita tetap setia kepada-Nya sampai selama-lamanya. Amin

Sikap Dalam Bait Allah

Matius 21 : 12-17
Oleh : Ibu Gembala
Minggu, 29-Maret-2015

“12. Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpat i13. dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." 14. Maka datanglah orang-orang buta dan orang-orang timpang kepada-Nya dalam Bait Allah itu dan mereka disembuhkan-Nya. 15. Tetapi ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang dibuat-Nya itu dan anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: "Hosana bagi Anak Daud!" hati mereka sangat jengkel, 16. lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?" 17. Lalu Ia meninggalkan mereka dan pergi ke luar kota ke Betania dan bermalam di situ.”
Dari semua pembacaan firman Allah hari ini kita dapat belajar sedapat mungkin untuk bersikap benar saat berada dalam bait Allah.
Peristiwa itu merupakan kedua kalinya Yesus memasuki bait suci dan melenyapkan segala macam ketidakbenaran. Setiap orang yang menyandang nama Yesus harus tahu bahwa sikap dan tindakan-tindakan yang kurang hormat dalam rumah Tuhan akan mendatangkan hukuman dan murka Allah.
Penyamun adalah gambaran perampok yang mengambil hak orang lain yang bukan haknya. Lalu bagaimana sikap yang harus kita lakukan saat kita masuk dalam bait Allah ?
1.       Menghormati hadirat Allah.
Ibrani 9 : 24 ” dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.”
Masalah rutinitas/kebiasaan datang ke gereja hanya kita sendiri dan Tuhan yang tahu, tetapi jika kita lakukan dengan sungguh bukan orang lain yang beruntung tapi kita, karena itu adalah kepentingan kita.
2.       Memuji-muji Allah
Mazmur 66 : 17 “Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian.”
Bukankah kita tahu bawha Allah tidak hanya bertahta disurga, tetapi juga bertahta diatas pujian kita? Dan jika kita percaya diatas pujian kita ada kuasa, membangkitkan semangat, memotivasi, dan mendatangkan mujizat yang kita perlukan.
3.       Merindukan kuasa-Nya
1 Korintus 4 : 20 “Sebab Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa.”
Kerajaan Allah menyatakan dirinya dalam kuasa, demikian juga warga kerajaan surga yaitu kita harus memiliki lebih dari sekedar mendengar pembicaraan/berita, tetapi juga harus mengalami/menyatakan adanya kuasa roh kudus.

Sejauh ini bagaimana sikap kita saat memasuki bait Allah? Sudahkah Tuhan disenangkan lewat sikap hidup kita/sebaliknya? Ingatlah Yesus adalah Tuhan atas gerejaNya dan ia meminta agar gerejaNya menjadi rumah doa.Amin

Memberi Dengan Tulus

Lukas 14 : 12-14
Oleh : Ibu Gembala
Minggu, 22 Maret 2015

“12. Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya.13. Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta.14. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar."”
Ketulusan dan kejujuran sangat sulit ditemukan sekarang ini, secara rohani akan kita hubungkan dengan firman Allah, walaupun pada mulanya perumpamaan ini diterapkan kepada bangsa Israel. Tetapi dapat juga kita terapkan kepada gereja Tuhan/orang percaya di masa kini. Mengenai kerendahan hati, orang yang rendah hati tidak akan mudah tersulut oleh emosi.
Lukas 14 : 8-9 “8. "Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu,9. supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah.”
Kalau kita memiliki kerendahan hati, maka tidak mudah dipermalukan walau mungkin kita berada dalam posisi rendah sekalipun. Karena Tuhanlah yang akan membalas.
“Kita akan melihat beberapa hal diatas”
1.       “Orang-orang miskin” pertanyaan yang tidak pernah dijawab adalah “siapa yang mau jadi orang miskin?” kalau mau jujur semua orang tidak akan mau, walaupun sekarang kita belum hidup kaya di mata manusia.
2.       “Orang-orang cacat” ini tentang kehidupan yang memiliki kekurangan. Setiap manusia masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan di bagian tertentu.
3.       “Orang-orang lumpuh” secara manusia kondisi seperti ini sangat tidak diperhitungkan oleh semua pihak karena hidupnya yang kurang beruntung.
4.       “Orang-orang buta” ini berbicara tentang orang-orang yang tidak dapat menikmati keindahan seperti yang orang-orang lain dapatkan/nikmati.
Pribadi semacam inilah yang  memiliki kerendahan hati.
1 Yohanes 3 : 17-18 “17. Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? 18. Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.”
Ini mengenai bagaimana kita belajar  menjadi orang-orang yang peka terhadap situasi jika memang perlu.
Lukas 6 : 38 “Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."”

Orang-orang yang memberi menurut kemampuan mereka untuk menolong orang lain yang membutuhkan, mereka akan menemukan bahwa kasih karunia Allah akan mencukupi kebutuhan mereka sendiri dan Allah juga akan mengukur pemberian kita. Sebagai imbalannya Tuhan akan memberi kepada kita ukuran berkat yang kita terima akan sebanding dengan kepedulian dan pertolongan yang kita berikan kepada orang lain, itulah janji Tuhan “ketika kita memberi dengan tulus”.Amin