Lukas 8 : 22-25
Oleh : Pdt.Arny
Masrutti
Minggu, 13 Juli 2014
“22. Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu bersama-sama dengan
murid-murid-Nya, dan Ia berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke
seberang danau." Lalu bertolaklah mereka.
23. Dan ketika mereka sedang berlayar, Yesus tertidur.
Sekonyong-konyong turunlah taufan ke danau, sehingga perahu itu kemasukan air
dan mereka berada dalam bahaya.
24. Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya:
"Guru, Guru, kita binasa!" Iapun bangun, lalu menghardik angin dan
air yang mengamuk itu. Dan angin dan air itupun reda dan danau itu menjadi
teduh.
25. Lalu kata-Nya kepada mereka: "Di manakah kepercayaanmu?"
Maka takutlah mereka dan heran, lalu berkata seorang kepada yang lain:
"Siapa gerangan orang ini, sehingga Ia memberi perintah kepada angin dan
air dan mereka taat kepada-Nya?"”
Andai kita
menjadi salah satu murid Yesus pada waktu itu, apa yang akan kita lakukan?
Marah, protes, menangis, putus asa, atau......?
kalau kita renungkan ayat ini di satu sisi Yesus ada bersama-sama mereka
dalam satu perahu tetapi disatu sisi mereka mengalami ketakutan yang luar
biasa, iman mereka mulai ditantang oleh situasi, dan kita melihat apa yang
Yesus lakukan, ternyata lebih mudah Yesus menaklukan badai dari pada Yesus
meyakinkan iman murid-muridnya pada waktu itu.
Bukankah kita
pernah seperti itu juga, di saat iman kita berada di tengah-tengah situasi yang
menakutkan dan melelahkan, sebenarnya Tuhan mau ketaatan kita lakukan dengan
iman, tanpa dipaksa oleh kondisi disekeliling kita.
Ayub 1 : 18-19 : “18. Sementara
orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Anak-anak tuan
yang lelaki dan yang perempuan sedang makan-makan dan minum anggur di rumah
saudara mereka yang sulung,
19. maka tiba-tiba angin ribut
bertiup dari seberang padang gurun; rumah itu dilandanya pada empat penjurunya
dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Hanya aku sendiri
yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."”
Ayub adalah
seorang yang saleh, Ayub menanggapi musibah yang menimpa dirinya, Dia tidak
pernah protes, justru dengan kerendahan hati yang tunduk kepada Allah dan terus
menyembah Allah, walau ditengah-tengah kesukaran yang hebat. Iman dan sikap
semacam inilah yang Tuhan ingin temukan di zaman ini.
Matius 28:18 : “Yesus mendekati
mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan
di bumi.”
Lewat
kebenaran firman inilah kita dapat belajar bahwa di setiap persoalan dan
kondisi yang sedang tidak bersahabat, bahkan mungkin hari ini kita bagaikan
berjalan diatas air/bahtera kebimbangan, izinkanlah Yesus hadir dan libatkan
Dia didalamnya,agar Dia beracara ditengah-tengah kita karena Dia yang empunya
kuasa di bumi dan di surga, dan kuasanya itu sanggup menyelesaikan semua
masalah yang terjadi didalam kehidupan kita.Amin
Tuhan memberkati.....
“Hati dan iman yang suam membuat
orang tidak mampu melihat bahwa dirinya sedang berdiri di tengah-tengah zona
yang berbahaya”
0 komentar:
Post a Comment