Roma 12 : 1
Oleh : Pdt.Arny Masrutti
Minggu, 24 Agustus 2014
“Karena itu, saudara-saudara,
demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu
sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu
adalah ibadahmu yang sejati.”
Rasul Paulus menegaskan kepada jemaat di kota Roma agar
merka beribadah dengan baik dan benar, yang dapat menyenangkan hati Tuhan.
Demikian juga sebenarnya kita sebagai orang percaya mempunyai keinginan yang
tulus ikhlas untuk menyenangkan hati Tuhan, serta memiliki kehidupan yang kudus
dan berkenan yang layak dipersembahkan untuk pelayanan bagi Tuhan.
2 Timotius 2 : 21 : “Jika seorang
menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk
maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan
disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.”
Kita dipersiapkan
untuk melakukan perkerjaan yang mulia dan membawa misi dari Tuhan agar banyak
orang memulyakan nama Tuhan, dan kita akan belajar dari semua ini.
1.
Menyangkal diri (Roma 6 : 6) : “Karena kita
tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita
hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.”
Melepaskan hal-hal yang kita sayangi memang sulit, tetapi
kita harus berjuang menyalibkan manusia lama kita dan menyalibkan
keinginan-keinginan yang berhubungan dengan dosa dan menuju kepada hidup yang
diperbaharui.
2.
Belajar mempersembahkan koraban kepada
Tuhan (Matius 19 : 21) : “Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak
sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada
orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah
ke mari dan ikutlah Aku."”
Hal ini berbicara tentang ikatan yang ada di dalam hidup
kita dan menguasai kita. Jadi untuk melepaskan semua itu bagaikan korban yang
sangat menyakitkan.
3.
Menyucikan diri dari hal-hal jasmani (2
Korintus 3 : 7) : “Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf
pada loh-loh batu. Namun demikian kemuliaan Allah menyertainya waktu ia
diberikan. Sebab sekalipun pudar juga, cahaya muka Musa begitu cemerlang,
sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu
datang dengan kemuliaan yang demikian”
Ada banyak orang lolos ujian dari hal rohani, tetapi
belum tentu lolos dari hal-hal jasmani, Iblis selalu mencari celah untuk bisa
menggoda manusia dengan hal-hal jasmani dan kedagingan.
4.
Mengalami pemprosesan untuk menjadi bangunan
yang sempurna (1 Petrus 3 : 7) : “Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah
bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka
sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan
terhalang.”
Ketika pemprosesan berlangsung memang sangat menyakitkan,
ketika kita di tempa, dihancurkan kulit kedagingan kita dan ditarik akar-akar
kepahitan, bahkan di buka selubung kemunafikan kita. Ketika kita tidak
memberontak dan lari dari proses itu, kita yakin Tuhan pasti memberi
kesanggupan karena Tuhan tidak pernah melakukan sesuatu tanpa tujuan, kita hanya
bisa berserah kepada Tuhan yang sanggup mengubah hidup kita menjadi bejana yang
indah dan mulia di hadapan Allah. Persembahkanlah tubuhmu untuk menjadi
persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada Allah, karena itu adalah
ibadah yang sejati.Amin.