Friday, August 15, 2014

Hidup dalam Kelegaan

Matius 26 : 26-29
Minggu, 3/8/2014
Oleh: Pdt.Arny Masrutti

“26. Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku." 27. Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. 28. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa. 29. Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku."”
Setiap orang yang sudah diselamatkan oleh Tuhan harus selalu berada dalam persekutuan dengan Tuhan. Serta tidak boleh menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan dengan Tuhan, bagaikan ranting yang selalu melekat pada pokoknya yang akan selalu menikmati kehidupan bersamaNya.
1.       Mengenai Perjamuan Kudus. (Matius 14 : 19) : “Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.”
Perjamuan Kudus adalah hal yang tidak asing lagi bagi kita semua. “Roti” adalah lambang tubuh Kristus yang sudah dipecah-pecahkan bagi kita. Tentang roti juga kita meminta kepada Tuhan untuk memberkati dan kita berdoa terlebih dahulu dan orang lainpun akan menikmati juga.
2.       Kita percaya bahwa Tuhan Yesus adalah roti hidup. (Yohanes 6:35) : ” Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”
Yesus berkata “Akulah roti hidup” pernyataan itu menampilkan suatu aspek penting dari pelayanan pribadi Yesus. Pernyataan itu juga memberitahukan kepada kita bahwa Kristus adalah makanan yang memelihara kehidupan rohani kita (Yohanes 3 : 23, 24) : “23. Akan tetapi Yohanes pun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis,24. sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara.”
Percaya kepada Yesus tidak boleh berhenti, dan kita harus hidup dalam kasih dan saling mengasihi.
Mengapa ada doa yang dijawab dan ada yang tidak??
Penghalangnya adalah dosa, kebencian, jadi setiap orang harus mengasihi Tuhan, juga harus mengasihi sesamanya.
3.       Kita menikmati tubuh dan darah Yesus menjadi suatu kebutuhan.(Ibrani 9:13,14) : “13. Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, 14. betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.”
Pada zaman taurat penyucian dosa harus dengan korban hewan/ternak (lembu, domba,dll...), tetapi pada zaman anugerah dan kita tahu bahwa darah Yesus merupakan pusat dari konsep penebudan dosa manusia, dan diatas salib Kristus mencurahkan darahNya yang suci agar dapat menghapus dosa-dosa kita serta mendamaikan kita dengan Allah.Amin.
Tuhan memberkati...


“Hanya darah anak domba Allah yang tidak bercacat cela, yang berkuasa membasuh manusia dari dosa.”

0 komentar:

Post a Comment