Matius 26 : 26-29
Minggu, 3/8/2014
Oleh: Pdt.Arny Masrutti
“26. Dan ketika mereka sedang
makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu
memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah,
inilah tubuh-Ku." 27. Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu
memberikannya kepada mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan
ini. 28. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak
orang untuk pengampunan dosa. 29. Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari
sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku
meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan
Bapa-Ku."”
Setiap orang yang sudah diselamatkan
oleh Tuhan harus selalu berada dalam persekutuan dengan Tuhan. Serta tidak
boleh menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan dengan Tuhan, bagaikan ranting
yang selalu melekat pada pokoknya yang akan selalu menikmati kehidupan
bersamaNya.
1. Mengenai
Perjamuan Kudus. (Matius 14 : 19) : “Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput.
Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit
dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada
murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.”
Perjamuan Kudus
adalah hal yang tidak asing lagi bagi kita semua. “Roti” adalah lambang tubuh
Kristus yang sudah dipecah-pecahkan bagi kita. Tentang roti juga kita meminta
kepada Tuhan untuk memberkati dan kita berdoa terlebih dahulu dan orang lainpun
akan menikmati juga.
2. Kita
percaya bahwa Tuhan Yesus adalah roti hidup. (Yohanes 6:35) : ” Kata Yesus
kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak
akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”
Yesus berkata
“Akulah roti hidup” pernyataan itu menampilkan suatu aspek penting dari
pelayanan pribadi Yesus. Pernyataan itu juga memberitahukan kepada kita bahwa
Kristus adalah makanan yang memelihara kehidupan rohani kita
(Yohanes 3 : 23, 24) : “23. Akan tetapi Yohanes pun membaptis juga di Ainon,
dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk
dibaptis,24. sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara.”
Percaya kepada
Yesus tidak boleh berhenti, dan kita harus hidup dalam kasih dan saling
mengasihi.
Mengapa ada doa
yang dijawab dan ada yang tidak??
Penghalangnya
adalah dosa, kebencian, jadi setiap orang harus mengasihi Tuhan, juga harus
mengasihi sesamanya.
3. Kita
menikmati tubuh dan darah Yesus menjadi suatu kebutuhan.(Ibrani 9:13,14) : “13. Sebab,
jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda
menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, 14.
betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan
diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan
menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita
dapat beribadah kepada Allah yang hidup.”
Pada zaman
taurat penyucian dosa harus dengan korban hewan/ternak (lembu, domba,dll...),
tetapi pada zaman anugerah dan kita tahu bahwa darah Yesus merupakan pusat dari
konsep penebudan dosa manusia, dan diatas salib Kristus mencurahkan darahNya yang
suci agar dapat menghapus dosa-dosa kita serta mendamaikan kita dengan
Allah.Amin.
Tuhan
memberkati...
“Hanya
darah anak domba Allah yang tidak bercacat cela, yang berkuasa membasuh manusia
dari dosa.”
0 komentar:
Post a Comment