1 Korintus 1 : 18-31
Oleh : Ibu Pdt.Arny Masrutti
Minggu, 22 Februari 2015
“18. Sebab pemberitaan tentang
salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita
yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.19. Karena ada
tertulis: "Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan
orang-orang bijak akan Kulenyapkan."20. Di manakah orang yang berhikmat?
Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah
telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan?21. Oleh karena dunia, dalam
hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan
menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.22.
Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,23.
tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi
suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,24.
tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan
Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.25. Sebab yang bodoh
dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah
lebih kuat dari pada manusia.26. Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan
kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang
bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang
terpandang.27. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan
orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk
memalukan apa yang kuat,28. dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi
dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk
meniadakan apa yang berarti,29. supaya jangan ada seorang manusiapun yang
memegahkan diri di hadapan Allah.30. Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus
Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan
menguduskan dan menebus kita.31. Karena itu seperti ada tertulis:
"Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan."”
Di dalam salib
ada dua hikmat, yaitu : hikmat dari Tuhan, dan hikmat dari dunia. Yesus sendiri
telah melewati jalan salib, dan menahan diri dalam kehinaan tanpa perkataan.
1. Mengenai
orang Yahudi. Orang Yahudi adalah orang yang suka menuntut, Yahudi adalah
bahasa religi dari agama Alkitab.
2. Yunani
adalah bahasa filsafat. Kita adalah orang –orang yang sudah dikuduskan dari
anasir-anasir dosa, kita tidak perlu percaya dengan filsafat-filsafat yang
tidak benar, karena kita sudah dibenarkan, dikuduskan, dan ditebus dari cara
hidup yang sia-sia.
Berita tentang
salib tidak hanya mencakup hikmat dan kebenaran, tetapi juga kuasa Allah yang
aktif, yang diturunkan untuk menyelamatkan, menyembuhkan, dan mengusir
setan-setan yaitu oleh kuasa Allah sendiri.
Paulus
menekanan bahwa standar dan nilai Allah sangat berbeda dengan yang diterima
oleh dunia. Allah sedang mengupayakan berakhirnya filsafat dan psikologi
bersama segenap sistem dunia lainnya. Itu sebabnya saatnya kita menyerahkan
diri untuk melayani.
Yesaya 55 : 8-11 “8. Sebab
rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah
firman TUHAN.9. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya
jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.10. Sebab seperti hujan
dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi,
membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada
penabur dan roti kepada orang yang mau makan,11. demikianlah firman-Ku yang
keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia
akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang
Kusuruhkan kepadanya.”
Kita harus
merencankan sesuatu dengan menyerahkannya kepada Tuhan, karena rancangan dan
jalan Allah tidak sama dengan rancangan manusia. Keinginan kita yang terbesar
seharusnya hidup selaras dengan citra Tuhan kita, sehingga segala sesuatu yang kita lakukan menyenangkan
Allah yang kita layani.
Yeremia 9 : 24 ” tetapi siapa
yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan
mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan
kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman
TUHAN."”
Kita tidak
boleh membanggakan pengetahuan dunia ini, kemampuan manusia, atau kekayaan
duniawi. Sebaiknya kita hanya boleh bermegah dan bersukacita karena hubungan
pribadi kita dengan Tuhan, dan kasih karuniaNya yang memungkinkan kita hidup
benar.
Semua nilai
dunia ini akan hilang maknanya bila dibandingkan dengan pengenalan akan Allah.
Nilai yang sesungguhnya terdiri atas penyerahan diri kita kepada Allah dan
membiarkan Dia memenuhi kita dengan roh kudusNya.Amin
“Mempelajari apa yang belum dapat
anda perbuat lebih penting dari pada mengetahui apa yang dapat anda perbuat.”
0 komentar:
Post a Comment