Lukas 23 : 33-34
Pdt. Matias witono
“33. Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka
menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di
sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya.34. Yesus berkata: "Ya
Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."
Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.”
Dari perkataan
Yesus di kayu salib ini, apakah kita benar-benar percaya kalau kita sudah
mendapat pengampunan dari Tuhan.? Peristiwa penyaliban Yesus adalah suatu
kondisi yang sangat menyakitkan yang tidak gampang diterima oleh semua orang.
Di tengah rasa sakit Ysus tidak pernah mengeluarkan kata-kata buruk, tapi
justru perkataan yang memberkati, padahal sebenarnya manusia harus dihukum atas
pelanggaran dan dosa-dosanya.
Roma 3 : 23 “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah
kehilangan kemuliaan Allah,”
Tetapi Tuhan
mencintai manusia sehingga oleh kasih karuniaNya, manusia dibenarkan dengan
cuma-cuma karna penebusanNya.
Roma 6 : 23 “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah
ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”
Ysus bukan
pribadi yang suka menyimpan kepahitan, walau kita sudah berbuat dosa, tetapi kasih
karunia dan pengampunanNya telah memungkinkan kita sampai hari ini, kitapun
akan belajar mengampuni seperti Dia.
Effesus 4:29-31 “29. Janganlah ada perkataan kotor keluar dari
mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu,
supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.30. Dan janganlah kamu
mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari
penyelamatan.31. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah
hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.”
Orang yang sulit
melepaskan pengampunan adalah orang yang sedang mengalami kepahitan yang
berkepanjangan, dan orang yang tidak mau mengampuni sama dengan sedang
menggendong orang yang menyakiti kita, akhirnya kita selalu merasa berbeban
berat dan sakit-sakitan.
Ibrani 12 : 15 “Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan
diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang
menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.”
Akar yang pahit
ini menunjuk kepada jiwa dan sikap yang ditandai oleh kebencian dan kemarahan
yang mendalam. Setiap perkataan yang keluar dari mulut seorang ada yang bisa
memberkati ataupun melemahkan orang.
Hari ini Tuhan
ingin kita menjadi pribadi seperti merpati yang tidak menyimpan empedu yang
pahit dan menyakiti orang lain. Melainkan mempunyai sikap tulus dan setia yang
mau mengampuni sesame, karena saat kalimat pengampunan diucapkan, maka saat itu
pula berkat dan pertolongan Tuhan sedang terjadi dalam hidup kita, karena itu
merupakan upah dari sebuah pengampunan yang tengah kita kerjakan. Amin.
“Di
satu sisi, musuh itu menjengkelkan, tapi di sisi lain dia bisa membuat kita
peka tehadap jalan Tuhan.”
0 komentar:
Post a Comment