Saturday, July 25, 2015

Upah Dari Sebuah Pengampunan

Lukas 23 : 33-34
Pdt. Matias witono

“33. Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya.34. Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.”
Dari perkataan Yesus di kayu salib ini, apakah kita benar-benar percaya kalau kita sudah mendapat pengampunan dari Tuhan.? Peristiwa penyaliban Yesus adalah suatu kondisi yang sangat menyakitkan yang tidak gampang diterima oleh semua orang. Di tengah rasa sakit Ysus tidak pernah mengeluarkan kata-kata buruk, tapi justru perkataan yang memberkati, padahal sebenarnya manusia harus dihukum atas pelanggaran dan dosa-dosanya.
Roma 3 : 23 “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,”
Tetapi Tuhan mencintai manusia sehingga oleh kasih karuniaNya, manusia dibenarkan dengan cuma-cuma karna penebusanNya.
Roma 6 : 23 “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”
Ysus bukan pribadi yang suka menyimpan kepahitan, walau kita sudah berbuat dosa, tetapi kasih karunia dan pengampunanNya telah memungkinkan kita sampai hari ini, kitapun akan belajar mengampuni seperti Dia.
Effesus 4:29-31 “29. Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.30. Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.31. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.”
Orang yang sulit melepaskan pengampunan adalah orang yang sedang mengalami kepahitan yang berkepanjangan, dan orang yang tidak mau mengampuni sama dengan sedang menggendong orang yang menyakiti kita, akhirnya kita selalu merasa berbeban berat dan sakit-sakitan.
Ibrani 12 : 15 “Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.”
Akar yang pahit ini menunjuk kepada jiwa dan sikap yang ditandai oleh kebencian dan kemarahan yang mendalam. Setiap perkataan yang keluar dari mulut seorang ada yang bisa memberkati ataupun melemahkan orang.
Hari ini Tuhan ingin kita menjadi pribadi seperti merpati yang tidak menyimpan empedu yang pahit dan menyakiti orang lain. Melainkan mempunyai sikap tulus dan setia yang mau mengampuni sesame, karena saat kalimat pengampunan diucapkan, maka saat itu pula berkat dan pertolongan Tuhan sedang terjadi dalam hidup kita, karena itu merupakan upah dari sebuah pengampunan yang tengah kita kerjakan. Amin.


Di satu sisi, musuh itu menjengkelkan, tapi di sisi lain dia bisa membuat kita peka tehadap jalan Tuhan.

0 komentar:

Post a Comment