Amsal 13 : 3
“Siapa menjaga mulutnya,
memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan.”
Perkataan yang sembarangan dan
lidah yang tdk terkendali dapat merusak pengaruh kita untuk kebenaran, menyebabkan kita berdosa, dan mempengaruhi
hubungan kita dengan Allah. Kita harus memohon pertolongan dari Tuhan dalam mengendalikan lidah kita, dan
menguasai perkataan dengan seksama.
Apapun kondisi yang terjadi di sekeliling kita, kita harus tetap berkata
positif.
Bilangan 21 : 4-9 “4. Setelah mereka berangkat dari gunung Hor,
berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu
tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan. 5. Lalu mereka berkata-kata
melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir?
Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak
ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak." 6. Lalu TUHAN
menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga
banyak dari orang Israel yang mati. 7. Kemudian datanglah bangsa itu
mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata
melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular
ini dari pada kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. 8. Maka
berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada
sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap
hidup." 9. Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah
tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga
itu, tetaplah ia hidup.”
Kisah bangsa Israel itu cukup
membuat kita mengerti bagaimana kita menyikapi kondisi yang terjadi di tengah
kita. Ketika bangsa Israel dalam perjalanan melintasi padang gurun yang
cuacanya begitu panas, sebenarnya tetap ada penyertaan Tuhan untuk mereka.
Ketika mereka kepanasan Tuhan mengirim tiang awan di siang hari, ketika malam
terasa dingin Tuhan mengirim tiang api di malam hari, tetapi mereka masih bersungut-sungut
maka Tuhan tegur mereka.
1. Mereka
mendapat teguran karena mereka tidak sabar berjalan dalam tuntunan Tuhan.
Pengkhotbah
7 : 4 “Orang berhikmat senang berada di rumah duka, tetapi orang bodoh senang
berada di rumah tempat bersukaria.”
Kesabaran itu mencegah
kesalahan, orang yang sabar atau berhikmat pasti akan bertindak hati-hati.
2. Ayat
5 : Mereka bersungut-sungut.
Yakobus
5 : 9 “Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling
mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di
ambang pintu.”
Orang yang
bersungut-sungut akan gampang marah, gampang menyalahkan orang lain dan
meyalahkan Tuhan.
3. Ayat
6 : Tuhan mengirim ular tedung ular yang berbahaya, beracun, dan mematikan.
Yesaya
45 : 9 “Celakalah orang yang berbantah dengan Pembentuknya; dia tidak lain dari
beling periuk saja! Adakah tanah liat berkata kepada pembentuknya: "Apakah
yang kaubuat?" atau yang telah dibuatnya: "Engkau tidak punya
tangan!"”
Kita digambarkan
sebagai periuk/tembikar tanah liat yang harus menurut kepada pembentuknya, yang
dibentuk untuk menjadi bejana yang indah.
4. Ayat
7 : mereka bertobat dan berbalik dari yang jahat.
Yesaya
30 : 15 “Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel:
"Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal
tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,”
Tuhan pulihkan
bangsa Israel bukan karena ular tembaganya yang ampuh, tetapi karena
kepercayaan mereka yang dipulihkan dan diperbaharui.
Mazmur
25 : 11 “Oleh karena nama-Mu, ya TUHAN, ampunilah kesalahanku, sebab besar
kesalahan itu.”
Bangsa Israel
telah dipulihkan dan diselamatkan oleh Tuhan.
Sepanjang tahun 2014 ini masing-masing
dari kita punya pengalaman pribadi, mungkin pernah seolah melewati padang gurunyang
kondisinya kurang bersahabat dan cuaca yang begitu panas atau pernah melewati
lembah air mata. Bahkan mungkin pernah pada titik tertentu merasa semua pintu
sudah tertutup. Tetapi kita harus tahu bahwa semua itu atas seijin Tuhan dan
tetap dalam kendali Tuhan supaya kita menjadi lebih dewasa rohani dan terus
maju serta bertanggung jawab dalam segala perbuatan kita.Amin
“Bagi yang berpikiran sehat, tiap hari
adalah pertanggung jawaban.”
0 komentar:
Post a Comment