Friday, July 18, 2014

Meyakini kasih setia Tuhan

Lukas 8 : 22-25
Oleh : Pdt.Arny Masrutti
Minggu, 13 Juli 2014

“22. Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan Ia berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang danau." Lalu bertolaklah mereka.
23. Dan ketika mereka sedang berlayar, Yesus tertidur. Sekonyong-konyong turunlah taufan ke danau, sehingga perahu itu kemasukan air dan mereka berada dalam bahaya.
24. Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Guru, Guru, kita binasa!" Iapun bangun, lalu menghardik angin dan air yang mengamuk itu. Dan angin dan air itupun reda dan danau itu menjadi teduh.
25. Lalu kata-Nya kepada mereka: "Di manakah kepercayaanmu?" Maka takutlah mereka dan heran, lalu berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga Ia memberi perintah kepada angin dan air dan mereka taat kepada-Nya?"”
Andai kita menjadi salah satu murid Yesus pada waktu itu, apa yang akan kita lakukan? Marah, protes, menangis, putus asa, atau......?  kalau kita renungkan ayat ini di satu sisi Yesus ada bersama-sama mereka dalam satu perahu tetapi disatu sisi mereka mengalami ketakutan yang luar biasa, iman mereka mulai ditantang oleh situasi, dan kita melihat apa yang Yesus lakukan, ternyata lebih mudah Yesus menaklukan badai dari pada Yesus meyakinkan iman murid-muridnya pada waktu itu.
Bukankah kita pernah seperti itu juga, di saat iman kita berada di tengah-tengah situasi yang menakutkan dan melelahkan, sebenarnya Tuhan mau ketaatan kita lakukan dengan iman, tanpa dipaksa oleh kondisi disekeliling kita.
Ayub 1 : 18-19 : “18. Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Anak-anak tuan yang lelaki dan yang perempuan sedang makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung,
19. maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun; rumah itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."”
Ayub adalah seorang yang saleh, Ayub menanggapi musibah yang menimpa dirinya, Dia tidak pernah protes, justru dengan kerendahan hati yang tunduk kepada Allah dan terus menyembah Allah, walau ditengah-tengah kesukaran yang hebat. Iman dan sikap semacam inilah yang Tuhan ingin temukan di zaman ini.
Matius 28:18 : “Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.”
Lewat kebenaran firman inilah kita dapat belajar bahwa di setiap persoalan dan kondisi yang sedang tidak bersahabat, bahkan mungkin hari ini kita bagaikan berjalan diatas air/bahtera kebimbangan, izinkanlah Yesus hadir dan libatkan Dia didalamnya,agar Dia beracara ditengah-tengah kita karena Dia yang empunya kuasa di bumi dan di surga, dan kuasanya itu sanggup menyelesaikan semua masalah yang terjadi didalam kehidupan kita.Amin
Tuhan memberkati.....


“Hati dan iman yang suam membuat orang tidak mampu melihat bahwa dirinya sedang berdiri di tengah-tengah zona yang berbahaya”

0 komentar:

Post a Comment