IBADAH + PERAYAAN NATAL

28 Desember 2014

IBADAH MALAM NATAL

24 Desember 2014

GPdI SORENGAN AWARD

24 Desember 2014

LOMBA-LOMBA MENYAMBUT NATAL 2014

14-21 Desember 2014

Friday, October 31, 2014

Bersukacitalah

Filipi 4:4
Oleh : Ibu Pdt.Arni Masrutti
Minggu,26 Oktober 2014

“Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!”
Ada dua kata yang di ulang-ulang, ini menandakan bahwa perkataan itu sangat penting. Orang percaya harus bersukacita dan memperoleh kekuatan dengan mengingat akan kasih karunia dan dekatnya Tuhan serta janji-janjinya pada kita, kita memang pantas menjadi orang yang bersukacita.
Mazmur 105 : 1-6 “1. Bersyukurlah kepada TUHAN, serukanlah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! 2. Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! 3. Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN! 4. Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu! 5. Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat-mujizat-Nya dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya, 6. hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, orang-orang pilihan-Nya!”
Bagaimana caranya agar kita tetap bersukacita ?
1.       Bersyukur
Mazmur 136 : 1 “Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.”
Dalam Mazmur juga ada kalimat yang diulang-ulang, ini mengajarkan kita bahwa kasih Allah adalah dasar dari semua tindakannya, kasihnya, kemurahannya, kesetiaannya,dan kebaikannya.
2.       Bernyanyi bagiNya
Ibrani 13:15 “Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.”
Hal ini menegaskan bahwa disaat dalam kesesakan, pencobaan, atau kesulitan yang kita alami, kita harus mempercakapkan perbuatanNya yang ajaib, serta mempersembahkan nyanyian syukur yang memuliakan Allah.
3.       Bermegah di dalam namaNya
Zakaria 10 : 12 ”Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.”
Alkitab mencatat bahwa Allah berjanji untuk menghapus tantangan terhadap pemulihan Israel, maka Allah juga akan memulihkan dan menguatkan  kita untuk dapat bermegah di dalam Tuhan, walau hidup dalam himpitan sekalipun.
4.       Cari kekuatanNya dan wajahNya
Ratapan 3 : 25 “TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.”
Dalam segala kondisi kita harus datang pada Tuhan tegakkan kepala, artinya tidak ada pada pihak yang kalah.
5.       Ingat perbuatan-perbuatanNya yang ajaib
Yosua 1 : 8 “Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.”
“Merenungkan” berarti membaca dalam hati, dan bicara kepada diri sendiri sementara berfikir, dan siap menerapkan kepada seluruh kehidupan kita.
“Berhasil dan beruntung” orang yang mengetahui dan menaati firman dan hukum-hukumNya akan berhasil dan beruntung karena mereka memiliki hikmat untuk hidup benar dan mencapai tujuan Allah bagi hidup mereka.
Jadilah pribadi yang kuat, berani, tekun, dan menjadikan firman Allah sebagai penuntun utama, serta memutuskan untuk selalu mencari kehadiran dengan sungguh-sungguh seumur hidup kita.Amin


“Pengenalan kita akan Tuhan membawa kesediaan berkata “YA” dan kepada ketaatan akan suara Tuhan.”

Berserah pada rancangan Tuhan

Yeremia 29 : 11
Oleh : Ibu Pdt.Arni Masrutti
Minggu, 19 Oktober 2014


“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”
Secara hurufiah orang akan gampang mengungkapkan dan menganggap hal itu adalah hal yang biasa, tetapi mengapa kita diharuskan untuk belajar berserah pada rancangan Tuhan, karena kita berada dalam lingkungan yang terbatas, yang membutuhkan campur tangan Allah dalam segala sesuatu.
1.       Belajar dari Daud(anak Isai)
1 Samuel 16 : 12 “Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.”
Waktu Saul menjadi pemimpin bangsa Israel, Saul pernah melakukan hal-hal yang tidak berkenan, maka Tuhan siapkan pengganti/pemimpin yang baru. Daud yang masih muda memiliki wajah yang elok,  tetapi Daud punya hati yang sungguh mendambakan Allah. Itu merupakan alasan utama Allah memilih dia sebagai raja berikutnya di Israel.
Ayub 22 : 22 “Terimalah apa yang diajarkan mulut-Nya, dan taruhlah firman-Nya dalam hatimu.”
Daud tetap bisa menerima “realita” dan tetap dapat menerima kenyataan/perkataan firman Tuhan.
2.       Tetap setia dalam kondisi yang Tuhan ijinkan.
Amsal 2 : 7-8  “7. Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya,8. sambil menjaga jalan keadilan, dan memelihara jalan orang-orang-Nya yang setia.”
Kalau Tuhan yang menjangkau segala kondisi, waktu, keadaan, dan yang lain, pastikan kita akan mendapat pertolongan yang tepat pada waktunya. Kalau kita akan masuk dalam rancangan Tuhan kita harus tetap setia, maka jalan hidup kitapun akan di pelihara oleh Tuhan.
3.       Memiliki sumber kekuatan.
Matius 17 : 27 “Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga."”
Kalau kita pikir secara manusia tidak mungkin mulut ikan ada mata uang, tetapi ini fakta yang tak terbantahkan. Hal itu terjadi karena pekerjaan iman yang dapat mengatasi kemustahilan.
Yesus sering mempercakapkan sifat yang sejati yang sanggup memindahkan gunung, mengadakan mujizat dan penyembuhan, serta melakukan hal-hal yang besar dan dahsyat.
Iman yang sejati adalah iman yang “Efektif” yang memberi hasil, dan yang memampukan kita untuk menerima panggilan Tuhan, dalam kondisi apapun, dan memiliki kekuatan untuk bertahan dan hidup dalam rancangan Tuhan selamanya.Amin.


“Pertolongan Tuhan sering kali terhalang oleh kebanggaan dan kelebihan yang kita miliki, tetapi kita akan belajar berserah pada rancangan Tuhan.”

Friday, October 17, 2014

Bersyukur mulai dari hal-hal kecil

Oleh : Ibu Pdt.Arny Masrutti 
(Minggu, 12 Oktober 2014)
Lukas 15 : 8-10

“8. "Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya?
9. Dan kalau ia telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan.
10. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat."”
Di dunia ini orang gampang untuk bersyukur tatkala menerima berkat-berkat yang banyak, dapat mengalami hal-hal yang dahsyat dan luar biasa. Tetapi bagaimana di saat badai mulai datang? Masalah mulai bermunculan, sakit penyakit datang menghampiri, bahkan kenyamanan mulai terusik, biasanya ucapan syukur mulai nyaris tak terdengar.
Ayat di atas mengisahkan tentang dirham yang tidak seberapa nilainya, tetapi perempuan yang memiliki dirham itu merasa betapa berartinya barang itu, maka dia berupaya bagaimana caranya agar bisa di dapatkan kembali, maka dia langsung ambil tindakan.
1.       Perempuan itu siap melakukan sesuatu, yaitu menyalakan lampu.
2.       Perempuan itu menyiapkan sapu, ada itikat baik untuk membersihkan dengan cermat dan teliti.
3.       Terjadi sukacita yang luar biasa, karena yang hilang sudah ditemukan.
Matius 5 : 15 “Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.”
Pelita artinya di tinggikan, gambaran juga orang-orang percaya yang telah menjadi kesaksian yang baik di dunia ini.Ketika kita menjadi kesaksian bagi orang lain, kita pun akan mendapat kelimpahan dan kasih karunia Allah.
Amsal 13 : 4 “Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan”
Tanpa kita sadari sesungguhnya setiap pagi kita selalu mendapat kelimpahan : waktu, berkat akan diberikan kepada kita kalau kita rajin dan sungguh-sungguh antusias dan siap bekerja bersama Tuhan apa yang Tuhan tidak bisa untuk kita? “Dia sanggup”
Ester 1 : 9 “Juga Wasti, sang ratu, mengadakan perjamuan bagi semua perempuan di dalam istana raja Ahasyweros.”
Ratu wasti mengadakan pesta perjamuan wanita, adalah gambaran bahwa wanita perlu bersekutu satu dengan yang lain, untuk saling belajar mengenai hal-hal yang positif dan memulyakan Tuhan.
Yeremia 30 : 19 “Nyanyian syukur akan terdengar dari antara mereka, juga suara orang yang bersukaria. Aku akan membuat mereka banyak dan mereka tidak akan berkurang lagi; Aku akan membuat mereka dipermuliakan dan mereka tidak akan dihina lagi.”
Tuhan sangat menginginkan kita, dalam kondisi yang tidak bersahabat sekalipun. Kita harus tetap bertahan dalam panggilanNya  walaupun suka/duka silih berganti, dan kerikil tajam siap menghadang di depan kita, jangan pernah mundur selangkahpun, tetaplah maju sampai janji dan rencananya di genapi dalam hidup kita.Amin


“Jika kita percaya bahwa rancangan Tuhan adalah kebaikan, maka kita akan selalu bersyukur dalam segala hal.”

Memiliki keberanian untuk hidup

Yesaya 40 : 28-31
Oleh : Pdt.Markus Suprapto
Minggu, 5 Oktober 2014


“28. Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya.
29.ia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.
30. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,
31. tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah”
Kita semua tahu bahwa Allah kita adalah Allah yang maha kuasa, dan sampai hari ini Dia tidak pernah berubah. Itu sebabnya kita harus memandang Dia sebagai sumber pertolongan dan kasih karunianya yang nyata atas kita.
1 Raja-raja 17 : 10-15 “
10. Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: "Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum."
11. Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti."
12. Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."
13. Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.
14. Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi."
15. Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya.”
Perjumpaan seorang janda dengan Elia membuat harapannya yang kecil menjadi besar, maka dia berani bertindak karena iman.
1.       Janda memiliki keberanian untuk hidup
Tuhan mengutus Elia untuk memperkuat iman janda itu, dan memberikan berkat-berkat rohani & jasmani ketika dia nyaris putus asa. Demikian juga seberat apapun tekanan yang menimpa, kita harus berani untuk hidup.
2.        Janda itu memiliki keberanian untuk berkorban dan bermurah hati.
Jadi iman harus ada tindakan, orang yang jatuh cinta kepada Tuhan pasti ingin berkorban, dipersiapkan dan di bawa kepada Tuhan. Jadi orang yang berani berkorban dan murah hati itu sudah masuk hitungan Tuhan.
Allah mengukur persembahan bukan dari jumlah yang dipersiapkan, tetapi dari kasih, pengabdian, dan pengorbanan yang terkadang dalam persembahan tersebut.
3.       Janda itu memiliki keberanian untuk tetap percaya.
Kalau Tuhan sudah lakukan sesuatu yang begitu dahsyat bagi janda itu, kita juga harus yakin terhadap pemeliharaan Tuhan bahwa firmannya adalah ya dan amin.
Sejauh ini bagaimana kedekatan kita dengan Tuhan? Di saat posisi kita hampir-hampir seperti janda itu, dan hampir-hampir tak berdaya dan nyaris putus asa, adakah iman dan setitik harapan yang tersisa untuk kita dapat kembali meraih muzijat/pemulihan dari Tuhan.
Milikilah iman dan keberanian seperti janda itu, maka apa yang Tuhan lakukan akan dilakukan juga kepada kita.Amin

“Orang berani adalah orang yang berani mengambil jalan yang tidak dilalui oleh kebanyakan orang”

Thursday, October 9, 2014

Hidup karena percaya

Matius 14 : 22-33
Oleh : Pdt.Kristanto
Minggu, 28 September 2014

22. Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.23.Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.
Suatu kisah nyata tentang Yesus dan para murid ketika masih berada di bumi. Yesus serring kali meluangkan waktu untuk sendirian dengan Allah, yaitu berdoa untuk kesejahteraan rohani sertiap orang percaya.
Ketidakinginan untuk berdoa sendirian dan bersekutu dengan Bapa di Surga adalah suatu tanda yang jelas bahwa hidup rohani kita sedang mengalami kemunduran. Maka kita harus segera berbalik serta memperbaharui penyerahan kita kepada kasih karuniaNya yang menyelamatkan.
Matius 17 : 17-18
“17. Maka kata Yesus: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!"18. Dengan keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu dari padanya dan anak itupun sembuh seketika itu juga.”
Ayat ini mencerminkan penilan Yesus terhadap murid-murid dan gereja yang gagalmelayani orang lain dengan kuasa kerajaan Allah. Dan gagal untuk membebaskan orang-orang  yang ditindas oleh iblis atau setan. Yesus ernah mmenegur setan, kita tahu bahwa setan tidak untuk didoaakn, namun ditegur dan diusir.
2 Korintus 5 : 7
“sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat”
Dala, hidup ini ada banyak hal yang dapat ditakuti, anamun Yesus ingin agar kita memandang Dia dan tidaj=k takut lagi. Kata-kata yang membangkitkan semangat dilandaskan pada kuasaNya yang tidak terbatas. Serta kasih pribadi yang sangat kuat kepada semua umatNya yang percaya dan benar-benar menjadi milikNya.
“AKU INI” dalam bahasa Yunani “EGO EIMI”. Sebuah perperkataan yang sangat sederhana tapi penuh makna.
1.      EGO EIMI bisa dimaknai Aku ini sahabat sejati kalian.
2.      EGO EIMI bisa dimaknai Aku ini Tuhan.
3.      EGO EIMI bisa dimaknai Aku ini tidak berubah
Ketegasan ini harus meyakinkan murid-murid Yesus akan datangnya pertolongan ilahi.
Hari ini mungkin dalam rumah tangga kita bergelora, ada angin kencang, serasa kita berjalan dia atas air kebimbangan…percayalah,,,”EGO EIMI” masih berlaku sampai hari ini untuk kita.


“Kerelaan menjalani kehidupan yang tidak rata, membuat mental dan rohani seseorang terlatih dan siap maju”

Pohon dan Buahnya

Lukas 6 : 43-45
Oleh : Pdt.Arny Masrutti
Minggu, 21 September 2014

“43. "Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik.44. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur.45. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya."”
Ayat ini mengisahkan tentang pohon yang baik dan yang tidak baik. Duri tidak mungkin membuahkan anggur, jadi seharusnya yang terjadi adalah penuaian buah harus sesuai dengan apa yang ditabur. Sesungghnya hati kita adalah lahan untuk ditaburi Firman Allah, sudahkah kita membuahkan kebenaran dan kebaikan?
Mazmur 92 : 13 : “Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon;”
Orang Kristen harus  punya cirri-ciri yang lain daripada yang lain, contohnya :
1.       Pohon Korma, dia adalah pohon yang kuat, yang tidak gampangkena angin? Cuaca ekstrim.
Sekeras apapun kehidupan yang kita hadapi, kita harus tetap kuat untuk bertahan dalam Tuhan.
2.       Pohon Aras, pohon yang tumbuh di gunung yang anginnya cukup besar. Tak gampang roboh dan tetap mengeluarkan buah yang manis.
3.       Pohon aras tumbuh menjulang tinggi, akarnya menjulur kemana-mana, tapi tetap bertemu dan saling bergandengan. Itu menggambarkan betapa orang Kristen harus bergandengan tangan rukun dan saling menguatkan satu sama lain.
4.       Ketika ranting pohon aras itu kering, dan jatuh lalu dikumpulkan, ketika dibakar mengeluarkan atau menebarkan bau harum yang menyegarkan orang. Anak-anak Tuhan yang bertahan hidup di lading Tuhan dan hidup dalam kebenaran, tentu juga akan menyenangkan hati Tuhan dan sesama.
Kisah Para Rasul 9 : 36 : “Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita--dalam bahasa Yunani Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah.”
Sekali waktu Tabita meninggal, alkitab mencatat bahwa orang-orang yang ada di sekitar terkesan dengan kebaikan Tabita, maka mereka meminta Petrus untuk membangkitkan dia. Maka bangkitlah dia. Hari ini kesan apa yang orang-orang dapatkan dari diri kita anak-anak Tuhan.
Ibrani 6 : 8 : “tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran.”
Dimanapun yang namanya duri pasti menyakitkan, bagaimana Tuhan dimasyurkan kalau lahan hati kita masih menghasilkan semak duri dan rumput duri yang tidak berguna dan yang selalu menyakiti siapapun. Orang-orang kadang merasa tidak nyaman dan merasa tersakiti oleh sikap dan tindakan kita. Mulailah berubah dari cara hidup yang tidak tepat, tidak disiplin, dan tidak selaras dengan Firman Tuhan.
Di zaman ini hidup memang semakin keras, tekanan-tekanan hidup dari berbagai sisi berusaha menghimpit untuk melemahkan iman kita. Tapi kita harus kembali pada posisi sebenarnya untuk tetap berkomitmen yang selalu memiliki kemampuan, kerinduan, kemauan, untuk menjadi pelaku firman, dan yang selalu berusaha tetap bertahan dan berbuah walau di tengah-tengah masa yang subur.
Amin.

Buah memang jatuh tak jauh dari pohonnya, tetapi kita bukan buah, sehingga kita bisa hidup secara berbeda dari “pohon”.