IBADAH + PERAYAAN NATAL

28 Desember 2014

IBADAH MALAM NATAL

24 Desember 2014

GPdI SORENGAN AWARD

24 Desember 2014

LOMBA-LOMBA MENYAMBUT NATAL 2014

14-21 Desember 2014

Saturday, July 25, 2015

Pelantikan Panitia Natal 2015

Tema Natal GPdI Sorengan Tahun 2015 :
"TUHAN PENJUNAN, AKU TANAH LIAT"
Yeremia 18 : 6

Susunan Kepanitiaan :
v  Ketua              : Bpk.Aditya
v  Sekretaris        : Sdri.Ana
v  Bendahara       : Sdr.Yulius
v  Seksi-seksi       :
ü Keresmian                                                : Sdr.Stefanus
ü Publikasi-Dekorasi-Dokumentasi            : Bpk.Wahyu
ü Musik                                                       : Sdr.Elya
ü Perlengkapan                                            : Bpk.Rusdi
ü Usher                                                        : Bpk.Bambang
ü Konsumsi                                                 : Ibu Puji
ü Kolektan                                                  : Sdr.Arif & Sdr.Andre
ü Keamanan                                                : Bpk.Timotius
Telah dilantik dan didoakan oleh : Ibu Gembala Arny Masrutti & Bpk.Pdt.Paulus Yatno pada minggu 19.Juli.2015.


Kehidupan Orang Percaya Harus Lebih Baik Dari Orang Lain

Matius 5 : 20
Pdt. Paulus Yatno
“20. Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.”
Dalam bacaan firman allah saat ini kita tahu dengan jelas bahwa kebenaran orang-orang farisi dan para ahli taurat hanya bersifat lahiriah. Mereka menaati banyak peraturan, berdoa, memuji Tuhan, berpuasa, dan baca firman Allah.  Tapi kebenaran yang dikehendaki Allah dari orang percaya lebih dari itu, hati dan roh seseorang harus selaras dengan kehendak Tuhan.
Dalam hal apa orang percaya harus beda dengan orang lain?
1.      Marah (ayat 21-22)
“21. Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.22. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.”
Tidak dapat dipungkiri bahwa kecenderungan manusia saat marah pertama adalah berkata-kata buruk terhadap orang lain. Yesus tidak pernah berbicara mengenai kemarahan yang selayaknya terhadap orang yang fasik dan tidak adil, tapi yang disalahkannya adalah kemarahan yang mendendam dan mengutuk orang lain.
2.      Melukai Orang Lain(ayat 23-24)
“23. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,24. tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.”
Kadang kita tidak sadar bahwa kita sedang berkata-kata dan melukai orang lain yang ada di sekitar kita. Jika kita melukai orang lain kita harus secepatnya memulihkan hubungan dengan orang yang kita sakiti itu. Jangan sampai menyimpan akar pahit.
3.      Menjaga Kesucian(ayat 28-30)
28. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. 29. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. 30. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.”
Dewasa ini banyak yang percaya di satu sisi mereka berbakti di gereja dan melakukan banyak hal yang berbau rohani. Tapi melakukan perzinahan bukan hanya secara jasmani, tapi misalnya dating kepada dukun, atau ketempat-tempat keramat untuk minta pertolongan.
4.      Berkomitmen(ayat 33-37)
“33. Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. 34. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, 35. maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; 36. janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun. 37. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.”
Itu merupakan janji atau sumpah, jadi kata hati harus sama dengan mulut, jika berbeda berarti kita berada dalam kuasa si jahat.
5.      Melawan Yang jahat( ayat 39-41)
“39. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. 40. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. 41. Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.”
Hal penting yang Tuhan ingin kita lakukan yaitu menggunakan kebaikan utuk membalas orang lain. (Roma 12 : 19-20).
“19. Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. 20. Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.”
Bukan manusia yang berhak membalas, tetapi Tuhan yang mempunyai hak untuk membalas kejahatan manusia.
6.      Mengampuni (ayat 43-44)
“43. Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. 44. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”
Yesus tidak menentang pelaksanaan keadilan yang semestinya atas mereka yang melakukan kejahatan, tapi yang dia maaksudkan adalah kita dituntut harus bisa mengasihi musuh. Apabila kita diperlakukan secara tidak adil kita jangan membencinya, tapi harus menunjukkan reaksi yang memperlihatkan bahwa kita memiliki bahwa kita memiliki pendirian yang bermuara pada Kristus dan kerajaanNya.
Mengampuni memmang hal yang sulit dan berat dilakukan. Tetapi itu merupakan syarat yang mutlak bagi orang percaya. Sikap semacam itulah yang akan menyebabkan banyak orang menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.Amin.


Lewat setiap pengalaman perjumpaan kita dengan orang lain, Tuhan menempa iman kita untuk menjadi sekuat baja.

Upah Dari Sebuah Pengampunan

Lukas 23 : 33-34
Pdt. Matias witono

“33. Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya.34. Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.”
Dari perkataan Yesus di kayu salib ini, apakah kita benar-benar percaya kalau kita sudah mendapat pengampunan dari Tuhan.? Peristiwa penyaliban Yesus adalah suatu kondisi yang sangat menyakitkan yang tidak gampang diterima oleh semua orang. Di tengah rasa sakit Ysus tidak pernah mengeluarkan kata-kata buruk, tapi justru perkataan yang memberkati, padahal sebenarnya manusia harus dihukum atas pelanggaran dan dosa-dosanya.
Roma 3 : 23 “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,”
Tetapi Tuhan mencintai manusia sehingga oleh kasih karuniaNya, manusia dibenarkan dengan cuma-cuma karna penebusanNya.
Roma 6 : 23 “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”
Ysus bukan pribadi yang suka menyimpan kepahitan, walau kita sudah berbuat dosa, tetapi kasih karunia dan pengampunanNya telah memungkinkan kita sampai hari ini, kitapun akan belajar mengampuni seperti Dia.
Effesus 4:29-31 “29. Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.30. Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.31. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.”
Orang yang sulit melepaskan pengampunan adalah orang yang sedang mengalami kepahitan yang berkepanjangan, dan orang yang tidak mau mengampuni sama dengan sedang menggendong orang yang menyakiti kita, akhirnya kita selalu merasa berbeban berat dan sakit-sakitan.
Ibrani 12 : 15 “Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.”
Akar yang pahit ini menunjuk kepada jiwa dan sikap yang ditandai oleh kebencian dan kemarahan yang mendalam. Setiap perkataan yang keluar dari mulut seorang ada yang bisa memberkati ataupun melemahkan orang.
Hari ini Tuhan ingin kita menjadi pribadi seperti merpati yang tidak menyimpan empedu yang pahit dan menyakiti orang lain. Melainkan mempunyai sikap tulus dan setia yang mau mengampuni sesame, karena saat kalimat pengampunan diucapkan, maka saat itu pula berkat dan pertolongan Tuhan sedang terjadi dalam hidup kita, karena itu merupakan upah dari sebuah pengampunan yang tengah kita kerjakan. Amin.


Di satu sisi, musuh itu menjengkelkan, tapi di sisi lain dia bisa membuat kita peka tehadap jalan Tuhan.

Jadilah KehendakMu

Yohanes 5:1-9

“1. Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem.2. Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya 3. dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. 4. Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya. 5. Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. 6. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?" 7. Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku." 8. Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah." 9. Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat.”
Setelah menderita 38 tahun orang ini mengalami kekecewaan yang berkepanjangan karena tidak pernah sembuh. Sambil tetap mengharapkan pertolongan dari Allah. Namun akhirnya kesembuhan datang juga.
Kita juga jangan sekali-sekali putus harap, tapi percaya bahwa waktu Allah untuk mengulurkan tangan kepada kita juga akan datang segera. Kita tidak perlu menyalahkan orang lain, dan diri sendiri, tapi kita akan mengubah pola pikir kita agar dapat berkata, ”Jadilah kehendakMu.”
1.       Akui otoritas dan kemahakuasaan Tuhan.
1 Samuel 2:3 “Janganlah kamu selalu berkata sombong, janganlah caci maki keluar dari mulutmu. Karena TUHAN itu Allah yang mahatahu, dan oleh Dia perbuatan-perbuatan diuji.”
Kalau kita mengakui kemahakuasaan dan kemahatahuan Tuhan, dimanapun kita berada, maka akan melakukan seperti apa yang Tuhan mau.
2.       Berhenti menyalahkan orang lain.
Amsal 16:9 “Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya.”
Kita tahu Tuhan tidak pernah menyalahkan siapapun, tapi wanita yang di catat dalam Injil Yohanes ketika Tuhan tanya, jawabanya justru mulai menyalahkan orang lain.
3.       Lakukan firman/ perintah Tuhan.
Ulangan 30:9-109. TUHAN, Allahmu, akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam segala pekerjaanmu, dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumimu, sebab TUHAN, Allahmu, akan bergirang kembali karena engkau dalam keberuntunganmu, seperti Ia bergirang karena nenek moyangmu dahulu-- 10. apabila engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dengan berpegang pada perintah dan ketetapan-Nya, yang tertulis dalam kitab Taurat ini dan apabila engkau berbalik kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu."”
Untuk menjadi pelaku firman sebenarnya bukan hak yang sulit, tapi kebiasaan-kebiasaan buruk yang ada dalam hidup kita, menbuat kita menganggap remeh terhadap firman Tuhan.
4.       Alami Mujizat. Mujizat, kuasa, dan segala otoritas yang kita di dalam Yesus, sesungguhnya masih ada sampai hari ini. Dan sebenarnya bukan hal yang sulit untuk kita raih, tapi kadang kita memaksa tuhan dan berdoa yang tidak sesuai dengan kehendak tuhan, sehingga merasa mujizat itu jauh dan terlambat dating kepada kita.
Mulailah belajar taat terhadap otoritas/perintah Tuhan, dan berhenti menyalahkan orang lain. Sehingga dapat berkata kepada Tuhan,”Jadilah kehendakMu.”Amin

Kita hanya perlu bersabar untuk menantikan penggenapan rencanaNya dalam hidup kita.

Karya Roh Kudus dalam Hidup Orang Percaya

2 Timotius 1 : 7
Oleh : Bpk.Pdt.Paulus Yatno

“Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.”
Kalau kita perhatikan firman Allah diatas menyatakan bahwa karunia dan kuasa yang dicurahkan atas kita oleh roh kudus tidak dengan otomatis. Tetapi karunia dan kuasa roh kudus tersebut harus dinyalakan oleh kasih karunia melalui doa, iman, ketaatan, dan ketekunan kita.
Karya roh kudus dalam hidup orang percaya yaitu MK3 :
1.       Membangkitkan kekuatan
2.       Membangkitkan kasih
3.       Membangkitkan Ketertiban
Kata “membangkitkan” sama dengan “menambahkan” dari yang sudah ada kemudian ditambahkan/ditingkatkan lagi.
1.       Membangkitkan/menambahkan kekuatan
2 Timotius 1 : 6 “Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.”
Timotius pernah mengalami ketakutan saat mengalami aniaya dalam pelayanan, tetapi Paulus selalu memberi motivasi agar karunia yang diberikan kepada Timotius diumpamakan seperti api yang harus selalu dikobarkan olehnya, dan itu mungkin merupakan karunia khusus untuk menjalankan pelayanan.
Yohanes 20 : 19 “Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"”
Jadi karya roh kudus itu akan menambahkan kekuatan dll.
Kisah Para Rasul 4 : 13 “Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus.”
Di mata orang Petrus dan Yohanes adalah orang/pribadi yang biasa, sangat sederhana, dan tidak terpelajar, tetapi karena roh kudus berkarya dalam hidup mereka, maka mereka menjadi kesaksian yang tak terbantahkan. Mereka menjadi terkenal karena keberanian mereka.
Kisah Para Rasul 4 : 29 “Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu.”
Para murid Yesus pun memerlukan keberanian baru untuk bersaksi dan berbicara tentang Kristus. Sepanjang kehidupan kekristenan kita, kita juga perlu berdoa supaya dapat mengatasi  ketakutan, penolakan, ancaman dan penganiayaan. Roh kudus akan membantu kita untuk bersaksi dan berbicara tentang Yesus dengan berani.
2.       Membangkitkan Kasih / Pengampunan
Kasih adalah karakter pengampunan. Jikalau roh kudus ada dalam hidup seseorang pengampunan itu mudah dilepaskan.
3.       Membangkitkan Ketertiban.
Menambahkan kepada seseorang untuk mengkuti aturan-aturan/tata tertib dalam kehidupan.
Kisah Para Rasul 4 : 32 – 37 :  “32. Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. 33. Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. 34. Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa 35. dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. 36. Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. 37. Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.”
Kisah Para Rasul 2 : 41 – 42 : “41. Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. 42. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.”
Kisah Para Rasul 5 : 1 – 4 : “1. Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah. 2. Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul. 3. Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? 4. Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah." 5. Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal itu.”
Kedua Rasul di Kisah Para Rasul menceritakan tentang tata tertib kehidupan orang-orang pada jaman Rasul yang selalu  tertib  mengikuti aturan-aturan Tuhan. Tetapi ada satu keluarga yang tidak tertib yaitu kelurga Ananias dan Safira. Keluarga itu hanya memberikan sebagian dari hasil mereka karena cinta mereka akan uang dan pujian dari orang lain. Hal itu yang membuat mereka menentang roh kudus. Alkitab menyatakan orang-orang yang tidak tertib berarti hatinya dikuasai oleh iblis.

Kalau kita perhatikan firman Allah, berdusta pada roh kudus itu sama dengan berdusta kepada Allah. Berhati-hatilah dengan hati kita, karena orang yang sedang berdusta pada roh kudus tidak mungkin dapat mencintai dan melayani Allah.Amin.

Yesus Menjanjikan penghibur yaitu Roh Kudus

Yohanes 14 : 16 – 26
Oleh : Ibu Pdt.Arny Masrutti
Minggu, 17 Mei 2015

“16. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, 17. yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. 18. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu. 19. Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup. 20. Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. 21. Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." 22. Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?" 23. Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. 24. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. 25. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; 26. tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”
Ketidakhadiran kita di gereja yang disebabkan oleh faktor-faktor fisik akan menjadi tidak berarti, tetapi jika ada roh kudus yang bertahta dalam hidup kita maka kita akan menjadi peka terhadap suara Tuhan.
Yesus menyebut roh kudus sebagai “penolong”, kata ini adalah terjemahan dari bahasa Yunani “parakletos” yang berarti seseorang yang di panggil untuk mendampingi agar menolong. Kata penolong juga kaya artinya : penasehat, penguat, penghibur, pembela, juru selamat, sekutu, dan sahabat.
Yehezkiel 36 : 27 “Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.”
Jika roh kudus tidak lagi berdiam dalam kita, tidak mungkin seseorang menjalankan hidup dengan benar dan mengikuti jalan-jalan Allah. Maka dari itu sangat penting bagi kita untuk tetap  terbuka kepada suara dan bimbingan roh kudus.
1 Korintus 3 : 6 “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?”
Pertanyaan yang harus dijawab dan harus tahu bahwa roh kudus tidak akan pernah duduk di tempat buatan manusia, tetapi duduk di hati manusia. Bahkan yang ditekankan disini adalah seluruh jemaat/orang percaya sebagai bait Allah dan tempat kediaman roh kudus.
2 Korintus 3 : 6 “Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.”
Sebenarnya bukanlah hukum/firman Allah yang tertulis itu sendiri yang membinasakan, melainkan tuntutan hukum tanpa hidup dan kuasa roh kudus itulah yang membawa kematian.

Kalau roh kudus berkarya dalam hidup kita maka tidak ada yang sukar dan tidak ada alasan untuk tidak dapat melakukan apa-apa. Setiap pribadi layak dipersiapkan untuk menjadi pelayan Tuhan dan syarat yang pentung mutlak dan paling dibutuhkan seseorang dalam melayani adalah “roh kudus”.Amin

Yesus datang dalam perhimpunan orang percaya

Lukas 24 : 13 – 24
Oleh : Ibu Pdt.Arny Masrutti
Minggu, 10 Mei 2015

“13. Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem,14. dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi.15. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.16. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.17. Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram.18. Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?"19. Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.20. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya.21. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.22. Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur,23. dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup.24. Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat."”
Alkitab menulis riwayat tentang kisah perjalanan para murid Yesus, mereka menempuh perjalanan menuju emaus. 7 mil bukan perjalanan yang singkat tetapi cukup melelahkan. Mereka cukup berjuang untuk melanjutkan perjalanan untuk mencapai tujuan semula.
Apa yang membuta mereka mampu berjalan sampai tujuan? Tentu oleh karena penyertaan Tuhan.
1.       Mereka memperkatakan hal yang  benar.
Zakaria 8 : 16 “Inilah hal-hal yang harus kamu lakukan: Berkatalah benar seorang kepada yang lain dan laksanakanlah hukum yang benar, yang mendatangkan damai di pintu-pintu gerbangmu.”
Kita adalah gambaran orang-orang yang berjalan ke Emaus yang melihat hal-hal/kenyataan yang terjadi di sekitar kita.
Matius 18 : 19 – 20 ” 19. Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.20. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."”
Alkitab menegaskan jika kesepakatan ada, maka berkat dicurahkan dan kehadiran Allah juga memberi terang yaitu “hal yang jelas”
Mazmur 119 : 130 “Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.”
Firman harus dibuka oleh Tuhan oleh iman atau keyakinan kita.
2.       Ada kehangatan
Yesaya 49 : 10 – 11 “10. Mereka tidak menjadi lapar atau haus; angin hangat dan terik matahari tidak akan menimpa mereka, sebab Penyayang mereka akan memimpin mereka dan akan menuntun mereka ke dekat sumber-sumber air.11. Aku akan membuat segala gunung-Ku menjadi jalan dan segala jalan raya-Ku akan Kuratakan.”
Kalau Yesus ada bersama-sama dengan kita, apapun kondisi yang sedang terjadi dan yang kita alami, Tuhan akan bertindak. Dia sanggup mengubah keadaan dan memulihkan kita.
3.       Kita akan mengalami keteduhan
Mazmur 121 : 6 “Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam.”
Sebenarnya waktu siang/malam bukan masalah buat kita, tetapi yang menjadi masalah adalah suasana hati kita sehingga kadang suasana menjadi tidak bersahabat.
4.       Tuhan yang akan mengarahkan kita ke tempat yang tepat
Mazmur 48 : 15 “Sesungguhnya inilah Allah, Allah kitalah Dia seterusnya dan untuk selamanya! Dialah yang memimpin kita!”
Tuhan telah mengikat diriNya untuk menjadi pemimpin yang setia dan tetap, bagi orang percaya sepanjang hidup ini dan sampai ke rumah yang kekal dimana kita akan bersama Dia selamanya.
Itu sebabnya seberat dan sekeras apapun kondisi hidup yang sedang bergerak dan kita jalani jadikan Yesus satu-satunya pemimpin yang akan mengarahkan kita sampai tujuan dan sampai ketempat  yang tepat.Amin