Friday, October 17, 2014

Memiliki keberanian untuk hidup

Yesaya 40 : 28-31
Oleh : Pdt.Markus Suprapto
Minggu, 5 Oktober 2014


“28. Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya.
29.ia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.
30. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,
31. tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah”
Kita semua tahu bahwa Allah kita adalah Allah yang maha kuasa, dan sampai hari ini Dia tidak pernah berubah. Itu sebabnya kita harus memandang Dia sebagai sumber pertolongan dan kasih karunianya yang nyata atas kita.
1 Raja-raja 17 : 10-15 “
10. Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: "Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum."
11. Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti."
12. Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."
13. Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.
14. Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi."
15. Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya.”
Perjumpaan seorang janda dengan Elia membuat harapannya yang kecil menjadi besar, maka dia berani bertindak karena iman.
1.       Janda memiliki keberanian untuk hidup
Tuhan mengutus Elia untuk memperkuat iman janda itu, dan memberikan berkat-berkat rohani & jasmani ketika dia nyaris putus asa. Demikian juga seberat apapun tekanan yang menimpa, kita harus berani untuk hidup.
2.        Janda itu memiliki keberanian untuk berkorban dan bermurah hati.
Jadi iman harus ada tindakan, orang yang jatuh cinta kepada Tuhan pasti ingin berkorban, dipersiapkan dan di bawa kepada Tuhan. Jadi orang yang berani berkorban dan murah hati itu sudah masuk hitungan Tuhan.
Allah mengukur persembahan bukan dari jumlah yang dipersiapkan, tetapi dari kasih, pengabdian, dan pengorbanan yang terkadang dalam persembahan tersebut.
3.       Janda itu memiliki keberanian untuk tetap percaya.
Kalau Tuhan sudah lakukan sesuatu yang begitu dahsyat bagi janda itu, kita juga harus yakin terhadap pemeliharaan Tuhan bahwa firmannya adalah ya dan amin.
Sejauh ini bagaimana kedekatan kita dengan Tuhan? Di saat posisi kita hampir-hampir seperti janda itu, dan hampir-hampir tak berdaya dan nyaris putus asa, adakah iman dan setitik harapan yang tersisa untuk kita dapat kembali meraih muzijat/pemulihan dari Tuhan.
Milikilah iman dan keberanian seperti janda itu, maka apa yang Tuhan lakukan akan dilakukan juga kepada kita.Amin

“Orang berani adalah orang yang berani mengambil jalan yang tidak dilalui oleh kebanyakan orang”

0 komentar:

Post a Comment