Saturday, August 30, 2014

Persembahan yang Hidup

Roma 12 : 1
Oleh : Pdt.Arny Masrutti
Minggu, 24 Agustus 2014

“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”
Rasul Paulus  menegaskan kepada jemaat di kota Roma agar merka beribadah dengan baik dan benar, yang dapat menyenangkan hati Tuhan. Demikian juga sebenarnya kita sebagai orang percaya mempunyai keinginan yang tulus ikhlas untuk menyenangkan hati Tuhan, serta memiliki kehidupan yang kudus dan berkenan yang layak dipersembahkan untuk pelayanan bagi Tuhan.
2 Timotius 2 : 21 : “Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.”
Kita dipersiapkan untuk melakukan perkerjaan yang mulia dan membawa misi dari Tuhan agar banyak orang memulyakan nama Tuhan, dan kita akan belajar dari semua ini.
1.       Menyangkal diri (Roma 6 : 6) : “Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.”
Melepaskan hal-hal yang kita sayangi memang sulit, tetapi kita harus berjuang menyalibkan manusia lama kita dan menyalibkan keinginan-keinginan yang berhubungan dengan dosa dan menuju kepada hidup yang diperbaharui.
2.       Belajar mempersembahkan koraban kepada Tuhan (Matius 19 : 21) : “Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."”
Hal ini berbicara tentang ikatan yang ada di dalam hidup kita dan menguasai kita. Jadi untuk melepaskan semua itu bagaikan korban yang sangat menyakitkan.
3.       Menyucikan diri dari hal-hal jasmani (2 Korintus 3 : 7) : “Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun demikian kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan. Sebab sekalipun pudar juga, cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian”
Ada banyak orang lolos ujian dari hal rohani, tetapi belum tentu lolos dari hal-hal jasmani, Iblis selalu mencari celah untuk bisa menggoda manusia dengan hal-hal jasmani dan kedagingan.
4.       Mengalami pemprosesan untuk menjadi bangunan yang sempurna (1 Petrus 3 : 7) : “Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.”

Ketika pemprosesan berlangsung memang sangat menyakitkan, ketika kita di tempa, dihancurkan kulit kedagingan kita dan ditarik akar-akar kepahitan, bahkan di buka selubung kemunafikan kita. Ketika kita tidak memberontak dan lari dari proses itu, kita yakin Tuhan pasti memberi kesanggupan karena Tuhan tidak pernah melakukan sesuatu tanpa tujuan, kita hanya bisa berserah kepada Tuhan yang sanggup mengubah hidup kita menjadi bejana yang indah dan mulia di hadapan Allah. Persembahkanlah tubuhmu untuk menjadi persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada Allah, karena itu adalah ibadah yang sejati.Amin.

0 komentar:

Post a Comment