1 Korintus 1 : 18-31
Oleh : Ibu Pdt.Arny Masrutti
Minggu, 22 Februari 2015

Di dalam salib
ada dua hikmat, yaitu : hikmat dari Tuhan, dan hikmat dari dunia. Yesus sendiri
telah melewati jalan salib, dan menahan diri dalam kehinaan tanpa perkataan.
1. Mengenai
orang Yahudi. Orang Yahudi adalah orang yang suka menuntut, Yahudi adalah
bahasa religi dari agama Alkitab.
2. Yunani
adalah bahasa filsafat. Kita adalah orang –orang yang sudah dikuduskan dari
anasir-anasir dosa, kita tidak perlu percaya dengan filsafat-filsafat yang
tidak benar, karena kita sudah dibenarkan, dikuduskan, dan ditebus dari cara
hidup yang sia-sia.
Berita tentang
salib tidak hanya mencakup hikmat dan kebenaran, tetapi juga kuasa Allah yang
aktif, yang diturunkan untuk menyelamatkan, menyembuhkan, dan mengusir
setan-setan yaitu oleh kuasa Allah sendiri.
Paulus
menekanan bahwa standar dan nilai Allah sangat berbeda dengan yang diterima
oleh dunia. Allah sedang mengupayakan berakhirnya filsafat dan psikologi
bersama segenap sistem dunia lainnya. Itu sebabnya saatnya kita menyerahkan
diri untuk melayani.
Yesaya 55 : 8-11 “8. Sebab
rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah
firman TUHAN.9. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya
jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.10. Sebab seperti hujan
dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi,
membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada
penabur dan roti kepada orang yang mau makan,11. demikianlah firman-Ku yang
keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia
akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang
Kusuruhkan kepadanya.”
Kita harus
merencankan sesuatu dengan menyerahkannya kepada Tuhan, karena rancangan dan
jalan Allah tidak sama dengan rancangan manusia. Keinginan kita yang terbesar
seharusnya hidup selaras dengan citra Tuhan kita, sehingga segala sesuatu yang kita lakukan menyenangkan
Allah yang kita layani.
Yeremia 9 : 24 ” tetapi siapa
yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan
mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan
kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman
TUHAN."”
Kita tidak
boleh membanggakan pengetahuan dunia ini, kemampuan manusia, atau kekayaan
duniawi. Sebaiknya kita hanya boleh bermegah dan bersukacita karena hubungan
pribadi kita dengan Tuhan, dan kasih karuniaNya yang memungkinkan kita hidup
benar.
Semua nilai
dunia ini akan hilang maknanya bila dibandingkan dengan pengenalan akan Allah.
Nilai yang sesungguhnya terdiri atas penyerahan diri kita kepada Allah dan
membiarkan Dia memenuhi kita dengan roh kudusNya.Amin
“Mempelajari apa yang belum dapat
anda perbuat lebih penting dari pada mengetahui apa yang dapat anda perbuat.”
0 komentar:
Post a Comment