1 Samuel 1 : 25 – 28
Oleh : Pdt.Matias
Witono
Minggu, 16 Agustus
2015
“25. Setelah mereka menyembelih
lembu, mereka mengantarkan kanak-kanak itu kepada Eli; 26. lalu kata perempuan
itu: "Mohon bicara tuanku, demi tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu
berdiri di sini dekat tuanku untuk berdoa kepada TUHAN. 27. Untuk mendapat anak
inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari
pada-Nya. 28. Maka aku pun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah
ia kiranya kepada TUHAN." Lalu sujudlah mereka di sana menyembah kepada
TUHAN.”
Dalam hidup ini setiap orang
pasti pernah mengalami masalah, serta menghadapi pergumulan seperti yang
dialami oleh Hana. Sesungguhnya Tuhan tidak pernah salah menempatkan kita dalam
satu kondisi yang benar-benar tidak bersahabat menurut kita, tetapi Tuhan mau
agar kita mengalami pertumbuhan dan pendewasaan iman.
Secara umum dalam menghadapi
gejolak hidup orang akan bersikap dan bertindak arogan, putus asa, dll. Tetapi
bagi orang percaya ada sikap yang perlu dilakukan yaitu “berdoa”, karena doa
akan menembus batas kemustahilan, dan didalam doa yang orang percaya pasti akan
mendapat jawaban dari Tuhan.
Hana merasa dulu dia adalah orang
yang sengsara, menderita, dan terluka, tetapi justru dia mendapat pertolongan
dari Tuhan yaitu diberi anak hasil permohonan doanya.
Latar belakang Hana :
1.
Hana
pernah mengalami masalah yang besar.
1
Samuel 1 : 5-6 “5. Meskipun ia mengasihi Hana, ia memberikan kepada Hana hanya
satu bagian, sebab TUHAN telah menutup kandungannya. 6. Tetapi madunya selalu
menyakiti hatinya supaya ia gusar, karena TUHAN telah menutup kandungannya.”
Pertama masalah
dari dirinya sendiri karena dia dinyatakan mandul, kedua karena dia dimadu maka
hari-harinya Hana merasa terpojokkan dan selalu tersakiti. Bukankah orang akan
merasa tidak nyaman ketika punya masalah dengan orang-orang yang ada di dekat
kita? Dan itu adalah hal yang paling menyakitkan.
2.
Hana
datang kepada alamat yang tepat.
1
Samuel 1 : 9-10 “9. Pada suatu kali, setelah mereka habis makan dan minum di
Silo, berdirilah Hana, sedang imam Eli duduk di kursi dekat tiang pintu bait
suci TUHAN, 10. dan dengan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis
tersedu-sedu.”
Di sini ada
kata-kata “tersedu-sedu” ini bukan berarti Hana sedang meratapi nasib hidupnya,
tetapi karena sikap hati yang penuh dengan permohonan kepada Tuhan. Hana tahu
bahwa penharapannya kepada Tuhan akan selalu mendatangkan pertolongan.
3.
Tuhan
ingat akan doa Hana.
1
Samuel 1 : 19 “19. Keesokan harinya bangunlah mereka itu pagi-pagi, lalu sujud
menyembah di hadapan TUHAN; kemudian pulanglah mereka ke rumahnya di Rama.
Ketika Elkana bersetubuh dengan Hana, isterinya, TUHAN ingat kepadanya.
Satu tahun telah
berlalu, tetapi doa Hana masih di ingat oleh Tuhan. Kadang bahkan lebih dari
setahun doa kita belum ada jawaban dari Tuhan bukan?
Janganlah kita
mempunyai penilaian yang salah terhadap
Tuhan, tetapi sudahkah kita memiliki hati yang penuh keyakinan dan kepastian
terhadap janji Tuhan?
Memang kadang-kadang dengan cara
yang sama Tuhan membuat kita mengalami kekecewaan atau menuntun kita kedalam
situasi dimana kita merasa tidak mampu dan merasa rendah diri. Tetapi kita
harus bertindak seperti Hana,yaitu membawa situasi dan kepedihan hati kita langsung
kepada Tuhan dan terus menantikan kehadiranNya.Amin.
0 komentar:
Post a Comment