Wednesday, October 7, 2015

Kuasa Yang Mengubah Keadaan

1 Samuel 1 : 25 – 28
Oleh : Pdt.Matias Witono
Minggu, 16 Agustus 2015
“25. Setelah mereka menyembelih lembu, mereka mengantarkan kanak-kanak itu kepada Eli; 26. lalu kata perempuan itu: "Mohon bicara tuanku, demi tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini dekat tuanku untuk berdoa kepada TUHAN. 27. Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya. 28. Maka aku pun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN." Lalu sujudlah mereka di sana menyembah kepada TUHAN.”
Dalam hidup ini setiap orang pasti pernah mengalami masalah, serta menghadapi pergumulan seperti yang dialami oleh Hana. Sesungguhnya Tuhan tidak pernah salah menempatkan kita dalam satu kondisi yang benar-benar tidak bersahabat menurut kita, tetapi Tuhan mau agar kita mengalami pertumbuhan dan pendewasaan iman.
Secara umum dalam menghadapi gejolak hidup orang akan bersikap dan bertindak arogan, putus asa, dll. Tetapi bagi orang percaya ada sikap yang perlu dilakukan yaitu “berdoa”, karena doa akan menembus batas kemustahilan, dan didalam doa yang orang percaya pasti akan mendapat jawaban dari Tuhan.
Hana merasa dulu dia adalah orang yang sengsara, menderita, dan terluka, tetapi justru dia mendapat pertolongan dari Tuhan yaitu diberi anak hasil permohonan doanya.
Latar belakang Hana :
1.       Hana pernah mengalami masalah yang besar.
1 Samuel 1 : 5-6 “5. Meskipun ia mengasihi Hana, ia memberikan kepada Hana hanya satu bagian, sebab TUHAN telah menutup kandungannya. 6. Tetapi madunya selalu menyakiti hatinya supaya ia gusar, karena TUHAN telah menutup kandungannya.”
Pertama masalah dari dirinya sendiri karena dia dinyatakan mandul, kedua karena dia dimadu maka hari-harinya Hana merasa terpojokkan dan selalu tersakiti. Bukankah orang akan merasa tidak nyaman ketika punya masalah dengan orang-orang yang ada di dekat kita? Dan itu adalah hal yang paling menyakitkan.
2.       Hana datang kepada alamat yang tepat.
1 Samuel 1 : 9-10 “9. Pada suatu kali, setelah mereka habis makan dan minum di Silo, berdirilah Hana, sedang imam Eli duduk di kursi dekat tiang pintu bait suci TUHAN, 10. dan dengan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu.”
Di sini ada kata-kata “tersedu-sedu” ini bukan berarti Hana sedang meratapi nasib hidupnya, tetapi karena sikap hati yang penuh dengan permohonan kepada Tuhan. Hana tahu bahwa penharapannya kepada Tuhan akan selalu mendatangkan pertolongan.
3.       Tuhan ingat akan doa Hana.
1 Samuel 1 : 19 “19. Keesokan harinya bangunlah mereka itu pagi-pagi, lalu sujud menyembah di hadapan TUHAN; kemudian pulanglah mereka ke rumahnya di Rama. Ketika Elkana bersetubuh dengan Hana, isterinya, TUHAN ingat kepadanya.
Satu tahun telah berlalu, tetapi doa Hana masih di ingat oleh Tuhan. Kadang bahkan lebih dari setahun doa kita belum ada jawaban dari Tuhan bukan?
Janganlah kita mempunyai  penilaian yang salah terhadap Tuhan, tetapi sudahkah kita memiliki hati yang penuh keyakinan dan kepastian terhadap janji Tuhan?

Memang kadang-kadang dengan cara yang sama Tuhan membuat kita mengalami kekecewaan atau menuntun kita kedalam situasi dimana kita merasa tidak mampu dan merasa rendah diri. Tetapi kita harus bertindak seperti Hana,yaitu membawa situasi dan kepedihan hati kita langsung kepada Tuhan dan terus menantikan kehadiranNya.Amin.

0 komentar:

Post a Comment