Wednesday, October 7, 2015

Pukat

Matius 13 : 47-50
Oleh : Ibu Pdt.Victoria Arni Masrutti
Minggu, 9 Agustus 2015
“47. "Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. 48. Setelah penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang. 49. Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, 50. lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.”
Pukat adalah jarring yang sering dipakai para nelayan untuk menangkap ikan. Ketika jarring dibentangkan/ditebarkan maka segala jenis ikan akan masuk di dalamnya dan nelayan mulai menarik jaring itu ke pantai dam mulai memisahkan ikan yang baik dan yang tidak.
Demikian juga perumpamaan ini menyatakan kembali kebenaran yang sangat ditekankan oleh Yesus bahwa tidak semua anggota kerajaan yang kelihatan merupakan anak-anak Tuhan yang sejati. Gereja-gereja dan organisai apapun belum tentu searti dengan umat Allah yang sejati.
Sebenarnya kerajaan surge terbentang untuk siapa saja, dan sesungguhnya kita adalah orang-orang yang menjadi sasaran kasih karunia Allah. Di sini juga ada golongan orang-orang yang menyambut undangan Tuhan.
Yesaya 55 : 1 “Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran!”
Di sini da kata haus, yaitu haus akan pertolongan Tuhan, haus akan penyelamatan dari Tuhan. Syarat penting untuk mendapat keslamatan ialah merasa lapar dan dahaga rohani yang sejati.
Mazmur 34 : 17 “wajah TUHAN menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan kepada mereka dari muka bumi.”
Ayat ini cukup keras dan tegas bahwa wajah Tuhan sangat menentang orang-orang yang berbuat jahat, akan tetapi dengan wajah yang sama juga akan menyinari kita.
1 Korintus 9 : 27 “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.”
“ditolak”  dalam bahasa Yunani (ADOKIMOS) ini mengandung arti gagasan “gagal dalam ujian”.
Paulus juga menggunakan istilah yang sama dalam 2 Korintus 13 : 5  “Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.”
Dimana dia menegaskan bahwa Kristus tidak tinggal dalam seseorang yang “gagal dalam ujian”
Demikian juga kita harus melatih diri kita untuk menguasai diri, jangan sampai orang lain menguasai kita karena kita gagal dalam ujian.
Yohanes 15 : 6 “Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.”
Perumpamaan ini dengan jelas menegaskan bahwa Kristus tidak percaya kalau “sekali ranting selama-lamanya tetap ranting”, tetapi Yesus memberikan peringatan yang serius namun dengan penuh kasih bahwa ada kemungkinan orang yang meninggalkan imannya dan tidak tetap tinggal di dalam Yesus akan dicampakkan kedalam api neraka.
Hidup ini singkat, hidup seperti apakah yang sedang kita hadapi? Saat ini sudahkah Kristus menjadi pusat hidup kita? Dan sudahkah kita merindukan hidup bahagia dalam kelekatan bersama Kristus kelak?

“Tuhan selalu bertanggung jawab atas hidup anda, apakah anda menjalani hidup ini dengan penuh tanggung jawab?

0 komentar:

Post a Comment