Matius 13 : 47-50
Oleh : Ibu
Pdt.Victoria Arni Masrutti
Minggu, 9 Agustus
2015
“47. "Demikian pula hal
Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan
berbagai-bagai jenis ikan. 48. Setelah penuh, pukat itupun diseret orang ke
pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan
ikan yang tidak baik mereka buang. 49. Demikianlah juga pada akhir zaman:
Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, 50. lalu
mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan
dan kertakan gigi.”
Pukat adalah jarring yang sering
dipakai para nelayan untuk menangkap ikan. Ketika jarring
dibentangkan/ditebarkan maka segala jenis ikan akan masuk di dalamnya dan
nelayan mulai menarik jaring itu ke pantai dam mulai memisahkan ikan yang baik
dan yang tidak.
Demikian juga perumpamaan ini
menyatakan kembali kebenaran yang sangat ditekankan oleh Yesus bahwa tidak
semua anggota kerajaan yang kelihatan merupakan anak-anak Tuhan yang sejati.
Gereja-gereja dan organisai apapun belum tentu searti dengan umat Allah yang
sejati.
Sebenarnya kerajaan surge
terbentang untuk siapa saja, dan sesungguhnya kita adalah orang-orang yang
menjadi sasaran kasih karunia Allah. Di sini juga ada golongan orang-orang yang
menyambut undangan Tuhan.
Yesaya 55 : 1 “Ayo, hai semua
orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai
uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur
dan susu tanpa bayaran!”
Di sini da kata haus, yaitu haus
akan pertolongan Tuhan, haus akan penyelamatan dari Tuhan. Syarat penting untuk
mendapat keslamatan ialah merasa lapar dan dahaga rohani yang sejati.
Mazmur 34 : 17 “wajah TUHAN
menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan kepada
mereka dari muka bumi.”
Ayat ini cukup keras dan tegas
bahwa wajah Tuhan sangat menentang orang-orang yang berbuat jahat, akan tetapi
dengan wajah yang sama juga akan menyinari kita.
1 Korintus 9 : 27 “Tetapi aku
melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil
kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.”
“ditolak” dalam bahasa Yunani (ADOKIMOS) ini mengandung
arti gagasan “gagal dalam ujian”.
Paulus juga menggunakan istilah
yang sama dalam 2 Korintus 13 : 5 “Ujilah
dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu!
Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri
kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.”
Dimana dia menegaskan bahwa
Kristus tidak tinggal dalam seseorang yang “gagal dalam ujian”
Demikian juga kita harus melatih
diri kita untuk menguasai diri, jangan sampai orang lain menguasai kita karena
kita gagal dalam ujian.
Yohanes 15 : 6 “Barangsiapa tidak
tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering,
kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.”
Perumpamaan ini dengan jelas
menegaskan bahwa Kristus tidak percaya kalau “sekali ranting selama-lamanya
tetap ranting”, tetapi Yesus memberikan peringatan yang serius namun dengan
penuh kasih bahwa ada kemungkinan orang yang meninggalkan imannya dan tidak
tetap tinggal di dalam Yesus akan dicampakkan kedalam api neraka.
Hidup ini singkat, hidup seperti
apakah yang sedang kita hadapi? Saat ini sudahkah Kristus menjadi pusat hidup
kita? Dan sudahkah kita merindukan hidup bahagia dalam kelekatan bersama
Kristus kelak?
“Tuhan selalu bertanggung jawab atas hidup anda, apakah anda menjalani
hidup ini dengan penuh tanggung jawab?
0 komentar:
Post a Comment