Friday, February 20, 2015

Mempertanggung jawabkan setiap perkataan kita di hadapanTuhan

Amsal 13 : 3
“Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan.”
Perkataan yang sembarangan dan lidah yang tdk terkendali dapat merusak pengaruh kita untuk kebenaran,  menyebabkan kita berdosa, dan mempengaruhi hubungan kita dengan Allah. Kita harus memohon pertolongan dari  Tuhan dalam mengendalikan lidah kita, dan menguasai  perkataan dengan seksama. Apapun kondisi yang terjadi di sekeliling kita, kita harus tetap berkata positif.
Bilangan 21 : 4-9  “4. Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan. 5. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak." 6. Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati. 7. Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. 8. Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup." 9. Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.”
Kisah bangsa Israel itu cukup membuat kita mengerti bagaimana kita menyikapi kondisi yang terjadi di tengah kita. Ketika bangsa Israel dalam perjalanan melintasi padang gurun yang cuacanya begitu panas, sebenarnya tetap ada penyertaan Tuhan untuk mereka. Ketika mereka kepanasan Tuhan mengirim tiang awan di siang hari, ketika malam terasa dingin Tuhan mengirim tiang api di malam hari, tetapi mereka masih bersungut-sungut maka Tuhan tegur mereka.
1.       Mereka mendapat teguran karena mereka tidak sabar berjalan dalam tuntunan Tuhan.
Pengkhotbah 7 : 4 “Orang berhikmat senang berada di rumah duka, tetapi orang bodoh senang berada di rumah tempat bersukaria.”
Kesabaran itu mencegah kesalahan, orang yang sabar atau berhikmat pasti akan bertindak hati-hati.
2.       Ayat 5 : Mereka bersungut-sungut.
Yakobus 5 : 9 “Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.”
Orang yang bersungut-sungut akan gampang marah, gampang menyalahkan orang lain dan meyalahkan Tuhan.
3.       Ayat 6 : Tuhan mengirim ular tedung ular yang berbahaya, beracun, dan mematikan.
Yesaya 45 : 9 “Celakalah orang yang berbantah dengan Pembentuknya; dia tidak lain dari beling periuk saja! Adakah tanah liat berkata kepada pembentuknya: "Apakah yang kaubuat?" atau yang telah dibuatnya: "Engkau tidak punya tangan!"”
Kita digambarkan sebagai periuk/tembikar tanah liat yang harus menurut kepada pembentuknya, yang dibentuk untuk menjadi bejana yang indah.
4.       Ayat 7 : mereka bertobat dan berbalik dari yang jahat.
Yesaya 30 : 15 “Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,”
Tuhan pulihkan bangsa Israel bukan karena ular tembaganya yang ampuh, tetapi karena kepercayaan mereka yang dipulihkan dan diperbaharui.
Mazmur 25 : 11 “Oleh karena nama-Mu, ya TUHAN, ampunilah kesalahanku, sebab besar kesalahan itu.”
Bangsa Israel telah dipulihkan dan diselamatkan oleh Tuhan.
Sepanjang tahun 2014 ini masing-masing dari kita punya pengalaman pribadi, mungkin pernah seolah melewati padang gurunyang kondisinya kurang bersahabat dan cuaca yang begitu panas atau pernah melewati lembah air mata. Bahkan mungkin pernah pada titik tertentu merasa semua pintu sudah tertutup. Tetapi kita harus tahu bahwa semua itu atas seijin Tuhan dan tetap dalam kendali Tuhan supaya kita menjadi lebih dewasa rohani dan terus maju serta bertanggung jawab dalam segala perbuatan kita.Amin


“Bagi yang berpikiran sehat, tiap hari adalah pertanggung jawaban.”

0 komentar:

Post a Comment